Mahasiswa UT – Lebih Baik Tanpa Mereka adalah sebuah karya dari seorang Nana Padmo. Bila merasa tertarik dengan tulisan dan pemikirannya silahkan ikuti akun sosial medianya. Karena disanalah beliau sering membagikan buah pikirannya.
***
Jadi begini ya…
Kenapa di jaman internet ini kita perlu selektif memilah, lalu MEMILIH?
Karena di planet biru ini, semua ada. Psikopat, pembunuh, manipulator, filsuf, guru, pekerja keras, pemimpin, pendidik, pecundang (tapi ingin tenar), sampah (tapi ingin ‘dianggap’), sampai pemaki dan benalu yang hidupnya nggak jelas. Bertanggung jawab atas dirinya saja tak mampu, apalagi bertanggung jawab secara penuh atas keluarganya. Tapi mbacotnya sundul langit kayak dia itu serba bisa dan serba tahu.
Dulu, sebelum internet, dunia kita lumayan terseleksi. Kita hanya ketemu dengan sesama kita, biasanya dibatasi oleh suku, agama, latar belakang pendidikan, kelas sosial, hobby, profesi, dan tempat gaul.
Kita nggak ketemu dengan random people.
Hidup tanpa internet, ada positif dan negatifnya sih.
#NEGATIFNYA :
Bagi kaum akar rumput, jadi agak sulit ketemu dan berinteraksi dengan kelompok atas langit. Jadi sulit belajar kiat sukses untuk memperbaiki nasib.
#POSITIFNYA :
Kita nggak keseringan overwhelming dengan cognitive dissonance (browsing sendiri ya, apa artinya) dan nggak gamang digempur aneka informasi yang belum tentu semuanya benar.
********
Hidup dengan internet, juga ada positif dan negatifnya.
#POS1TIFNYA :
Bagi remaja dan pemuda yang openminded dan freethinker (namun hidup di lingkungan puritan dan ‘balik tempurung’) bisa ‘bertemu’ dengan sesama like-minded dan bertumbuh bersama… karena internet.
Banyak keputusan dan kinerja pemerintah, bisa dipantau dan dibuktikan dari laporan yang diunduh di internet.
Informasi dan ilmu pengetahuan ada di ujung jari kita. Cuma bermodal bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, kita bisa membaca perkembangan iptek terbaru.
Orang dari berbagai kelas sosial bisa saling ‘bertemu’ dan belajar dari satu sama lain. Di mana lagi, driver ojol dan direktur bisa diskusi tanpa dibatasi latar belakang dan jumlah saldo…?
#NEGAT1FNYA :
Semua orang bisa bikin blog, vlog, postingan, meme dll yang isinya berita hoax dan penggiringan opini ke arah yang menyesatkan.
Kita banyak digempur oleh aneka informasi yang belum tentu semuanya benar. Celakanya NGGAK SEMUA ORANG memiliki kemampuan memilah-milah data, mencermati kesalahan logika pada data-data tersebut, lantas membangun hipotesa, melakukan pemikiran yang counterfactual, mampu memproses pemikiran yang abstrak, membangun argumen dll…
Ketika data yang keliru ini kita comot untuk mengambil keputusan besar dalam hidup, itu akan berakhir NERAKA. Ingat banyak keluarga memutuskan meninggalkan Indonesia demi bisa bergabung menjemput ‘hidup mulya’ dengan 1S1S…? Nah…! Endingnya mereka tewas atau menyesal.
Begitulah. Nggak pernah ada kesimpulan yang benar, jika dibuat atas data yang salah!
Atau, di banyak sikon yang lain, kaum IQ g0rill4 ini lantas menjadi laskar pendukung keb0d0h4n. Semata karena salah memilih ‘guru’ dan narasumber.
LALU…???
Kita berantem sama mereka..!!!
Bayangin…!!!
Berantem di DUNIA MAYA…!
Menghadapi ORANG GAK JELAS…!
Hasile opoooo…?
Kalau memang hobi gelut (terutama dalam membantai kebodohan)… monggo lho…! Aku dukung..! Wong aku dulu juga suka gelut…
Tapi sekarang sudah males. Umur semakin banyak, dan aku melihat masih berjibun hal yang perlu kulakukan sebelum mati.
Jadi aku nggak mau lagi, waktuku terbuang.
Duit pun nggak dapet.
Jadi pinter, kagak.
Nambah jengkel, iya.
Bikin sesek napas dan darah tinggi….
Halah…. Blokir ae rak wis.
Kakean ngerungokke cocotan sampah gak gawe sugih. Entuk ayem yo ora! (Terjemahan : kebanyakan dengerin bacotan sampah, gak bikin tajir. Dapat kedamaian juga nggak).
Jadi… kalau aku blokirin orang (di medsos) itu, karena aku tahu apa yang kutuju dalam bermedsos.
Kalau aku memutuskan hubungan dengan orang (di dunia nyata) itu, karena aku tahu apa yang kutuju dalam hidup.
—-> semuanya clear : Karena hidupku AKAN LEBIH BAIK TANPA mereka.
***