Contoh Karil UT Jurusan Manajemen

Mahasiswa UT, Sebagai seorang mahasiswa Universtias Terbuka, memahami teknik penulisan karya ilmiah menjadi aspek yang krusial. Sehingga kita dapat menyusunnya tanpa melibatkan jasa pembuatan karya ilmiah dan tanpa menggunakan joki karya ilmiah. Namun, tetap menghasilkan suatu karya tulis yang berkualitas.

Selain itu, penting juga untuk memahami cara publikasi karya ilmiah, baik dalam bentuk buku karya ilmiah maupun artikel karya ilmiah. Semua elemen ini bersama-sama membantu peneliti dan penulis mencapai standar tertinggi dalam dunia akademik.

Berikut contoh karil UT Jurusan Manajemen yang dapat digunakan sebagai panduan bagaimana karil yang baik itu seperti apa.

***

MANAJEMEN RESIKO YANG DITERAPKAN PERBANKAN SAAT MENGHADAPI PANDEMI COVID – 19 UNTUK MENJAGA STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA

Disusun oleh ;

UPBJJ UT TERNATE

S1 MANAGEMEN

Abstrak

Penyebaran virus corona atau covid-19 semakin meluas di penjuru dunia. Penyebaran ini pun mempengaruhi kegiatan ekonomi, termasuk industri perbankan. Dalam riset yang dirilis belum lama ini,menyatakan pertumbuhan ekonomi global, emerging market, dan kawasan Asia Pasifik direvisi 10 hingga 30 basis poin lebih rendah secara year to date. Perbankan Indonesia pun tidak luput dari terkoreksinya laba dan NIM. Hal ini karena profitabilitas perbankan Indonesia dipengaruhi rendahnya pendapatan bunga dan non-bunga dan biaya provisi yang tinggi.Tantangan yang dihadapi antara lain disrupsi pada rantai pasok barang dan jasa serta pelemahan permintaan. Untuk mengatasinya, berbagai kebijakan moneter, fiskal, dan makroprudensial pun diluncurkan.

Namun, kebijakan ini masih dilakukan secara parsial dan tidak merata, serta butuh jeda waktu hingga hasilnya terlihat. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi global pun diperkirakan menurun pada kuartal I tahun ini dan akan berlanjut di kuartal setelahnya. Beberapa risiko yang membayangi industri perbankan antara lain perlambatan penyaluran kredit, penurunan kualitas aset, dan pengetatan margin bunga bersih. Peningkatan rasio kredit bermasalah dan credit costs juga menjadi risiko di tengah penyebaran virus corona, khususnya di sektor food and beverage, pariwisata, supply chain, perkapalan, ritel, dan transportasi domestik.

Kata Kunci : Manajemen Resiko, Krisis Ekonomi, Kredit Bank, Covid-19.

—Baca juga: Perbedaan Data Kualitatif dan Kuantitatif

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus COVID-19 di Wuhan berawal pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”. Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. Sampai saat ini terdapat 93 negara yang mengkorfirmasi terkena virus Corona. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata.

—Baca juga: Cara Parafrase Karil dan Tesis Universitas Terbuka

China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Indonesia sering melakukan kegiatan impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Adanya virus Corona yang terjadi di China menyebabkan perdagangan China memburuk. Hal tersebut berpengaruh pada perdagangan dunia termasuk di Indonesia. Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu bara dan kelapa sawit akan mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan harga komoditas dan barang tambang.

Penerimaan pajak sektor perdagangan juga mengalami penurunan padahal perdagangan memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas mengalami penurunan yang disebabkan karena China merupakan importir minyak mentah terbesar. Selain itu, penyebaran virus Corona juga mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal China menjadi pusat produksi barang dunia. Apabila China mengalami penurunan produksi maka global supply chain akan terganggu dan dapat mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan baku dari China. Indonesia juga sangat bergantung dengan bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part elektronik, komputer dan furnitur.

—Baca juga: 13 Situs Tempat Mencari Referensi Karil

Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar. Investor bisa menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi pasarnya berubah. Di bidang investasi, China merupakan salah satu negara yang menanamkan modal ke Indonesia. Pada 2019, realisasi investasi langsung dari China menenpati urutan ke dua setelah Singapura. Terdapat investasi di Sulawesi berkisar US $5 miliar yang masih dalam proses tetapi tertunda karena pegawai dari China yang terhambat datang ke Indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari China untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan ini menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun mayoritas bangku pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen banyak yang menunda pemesanan tiket liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus Corona. Keadaan ini menyebabkan pemerintah bertindak dengan memberikan diskon untuk para wisatawan dengan tujuan Denpasar, Batam, Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa juga memberlakukan aturan dimana maskapai penerbangan harus menggunakan sekitar 80 persen slot penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa agar tidak kehilangan slot ke maskapai pesaingnya. Bukan hanya di Indonesia yang membatasi perjalanan ke China, namun negara-negara yang lain seperti Italia, China, Singapura, Rusia, Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang sama (www.cnnindonesia.com).

—Baca juga: Cara Menurunkan Plagiasi Turnitin

Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019 yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan Jakarta. Penyebaran virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM mendominasi unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga kerja.

Beberapa langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi dampak dari virus Corona ini adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19. Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menjaga agar inflasi dan stabilitas eksternal tetap terkendali serta memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi (www.bi.go.id). Oleh karena itu penulis tertarik membahasnya lebih dalam lagi tentang dampak wabah covid – 19 terhadap kegiatan perbankan dan cara kerja manajemen resiko dalam menghadapi wabah covid – 19 dengan menarik judul “MANAJEMEN RESIKO YANG DITERAPKAN PERBANKAN SAAT MENGHADAPI PANDEMI COVID – 19 UNTUK MENJAGA STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA”.

Read more... / Baca selengkapnya...

4 thoughts on “Contoh Karil UT Jurusan Manajemen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *