Hati yang Sakit, Cenderung Menyakiti

Mahasiswa UT – Kamu pernah nggak, dalam keadaan sangaaaat bahagia karena baru jadian sama pacarmu, jaman dulu…?

Atau sangaaat bahagia karena barusan naik pangkat dan naik gaji sekaligus..?

Ingat nggak, gimana reaksi-reaksimu ketika hatimu sedang bahagia itu?

Ada teman sekelas yang mengalami ban motornya kempes. Lalu kamu dengan riang menyetujui ketika cowomu meminta izinmu, karena cowomu ingin membantu si kawan menambalkan bannya. Nggak masalah.
Meskipun siang itu begitu terik dan kamu sangat lapar… tapi semua terasa oke saja menunggui pemuda yang baru 2 jam menjadi pacarmu.
Ada teman mengajukan pinjaman duit, dengan ringan malah kamu hibahkan uangmu. Nggak masalah. Itung-itung ini syukuran karena habis naik pangkat.
Banyak riset dan literatuer ilmiah mengatakan bahwa : ORANG YANG BAHAGIA, CENDERUNG MEMBUAT ORANG LAIN JUGA BAHAGIA.
Ini kusertakan 2 diantara banyaaaak sekali data di google :
********
Lantas bagaimana dengan orang yang sehari-hari nyinyir…?
Ini-itu dikomentari secara negatif.
Orang tak dikenal pun, didatangi dan ‘diserang’ dengan komentar miring.
Dandanan orang, dicela…
Pencapaian orang, direndahkan…
Bentuk fisik orang, dihina…
Di link psikologi ini, dijelaskan sih… bahwa orang yang bitter (pahit), alias nyinyir itu menyimpan kekecewaan, kemarahan, dan kesedihan yang mendalam… dan yang bersangkutan tak bisa mengelola emosi-emosi tersebut dengan baik.
Penyebabnya bisa macam-macam :
~ Kurang cerdas untuk mengelola emosinya.
~ Memiliki pola berpikir yang negatif.
~ Budaya (pembiasaan sejak kecil atau pola asuh) tertentu…
~ dll
Lengkapnya, bisa dibaca di sini :
Tapi dalam bahasa ngepop, kesimpulannya simpel : HATI YANG SAKIT, CENDERUNG MENYAKITI.
Jadi, kalau kamu ketemu orang tak dikenal, tak pernah punya hubungan dan komunikasi apapun denganmu, tak pernah kau rugikan, dll… lantas ‘menyerang’mu… hampir bisa dipastikan, dia memiliki masalah.
Jadi, masalahnya BUKAN ADA PADAMU.
Jika kamu memiliki teman atau saudara yang nyinyir… coba cek.
~ Apakah dia bahagia..?
~ Apakah dia puas dengan pasangan hidupnya?
~ Apakah dia puas dengan pencapaian karir atau bisnisnya?
~ Apakah dia puas dengan keadaan finansialnya? (Seseorang bisa saja makmur tapi tidak puas lho! Misalnya karena membandingkan dirinya tidak sekaya tetangga… atau tidak pernah diajak suami jalan-jalan keluar negeri padahal kawan-kawan se-alumni sudah melanglang buana dll)
Jika kita sendiri, menemukan diri kita suka nyinyirin orang… coba cek juga. Merenung yuk. Pasti ada hal yang bisa kita perbaiki agar kita bisa menjadi bahagia…
Kan kita semua ingin bahagia to…?
Ingatlah, tindakan nyinyirin orang itu, tak akan membuat kita jadi bahagia. Malah, hanya membuat POLA OTAK KITA terbentuk menjadi sebuah kebiasaan : begitu kita tak bahagia, kita langsung cari sasaran untuk meluapkan emosi kita…. Bukannya langsung mencari cara yang konstruktif untuk membangun diri dan menciptakan kebahagiaan kita….
Konon, KUALITAS HIDUP kita dibentuk dari pikiran :
➡️ Berhati-hatilah dengan pikiranmu, karena pikiran akan menjadi kata-kata
➡️ Berhati-hatilah dengan kata-katamu, karena kata-kata akan menjadi tindakan
➡️ Berhati-hatilah dengan tindakan-tindakanmu, karena tindakanmu akan menjadi kebiasaan.
➡️ Berhati-hatilah dengan kebiasaanmu, karena kebiasaanmu itu akan menjadi karakter.
➡️ Berhati-hatilah dengan karaktermu, karena itulah yang akan menentukan nasib atau arah hidupmu!
********
Contoh di bawah, adalah percakapanku dengan seseorang yang tidak kukenal dan tidak ada dalam daftar pertemananku.
Maka, aku mencari tahu dari beberapa orang yang ada dalam daftar pertemanannya. Dan mendapatkan jawaban yang sama.
Catatan :
Namanya sengaja kututup, untuk melindungi lelaki malang ini. Dan agar dia juga jangan mendapat malu.
Cukup, kita jadikan beliau sebagai pembelajaran ya…
Yuk, kita terus belajar…

***

Ikuti Nana Padmo di:
Twitter – @NanaPadmo
Facebook – Nana Padmo
Baca juga:   Liburan Sekolah: Momen Berharga untuk Dihabiskan Bersama-sama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *