Mahasiswa UT – Hakikat kedewasaan adalah materi dari mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa. Salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
***
HAKIKAT KEDEWASAAN
1. Pengertian Dewasa
Sepintas kita dapat mengatakan seseorang dikategorikan “dewasa” dari usianya yang sudah tua atau dari bentuk tubuhnya yang besar, berkumis dan berjakun apabila ia laki-laki, dan sudah memiliki buah dada yang mengembang, hamil, punya anak, apabila ia wanita.
Tetapi secara ilmiah apa yang dikatakan dewasa itu? Orang dewasa tidak hanya dapat didefinisikan dari sudut pandang biologis semata, tetapi juga dapat diartikan dari aspek sosiologis dan psikologis. Baiklah, secara biologis, seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah mampu melakukan kegiatan reproduksi. Secara sosial, seseorang disebut dewasa apabila ia telah melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada orang dewasa dan secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab, dan perannya dalam kehidupan.
Secara khusus, Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang kedewasaan seseorang dari usianya. Mereka mengatakan bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun. Namun kedewasaan seseorang bergantung pula pada konteks sosio-kulturalnya. Kedewasaan itu pun merupakan suatu gejala yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa.
Di Amerika, dewasa diartikan sebagai keadaan mandiri secara finansial, telah menyelesaikan pendidikan formal dan berkeluarga. Dari survei yang diadakan oleh National Opinion Research Center dari University of Chicago, rata-rata orang Amerika mencapai kondisi seperti itu pada usia 26 tahun.
Di Indonesia, merujuk pada UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang diterbitkan pada tanggal 6 Oktober 2004 seseorang dianggap dewasa apabila ia sudah berusia 18 tahun atau sudah menikah, sehingga berhak untuk bertindak selaku subjek hukum. Pada umumnya, pada usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab dan sudah menyadari makna hidup serta berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.
Elizabeth B. Hurlock (n.d.) membagi fase kedewasaan seseorang kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Masa dewasa awal (young adult) yaitu masa yang ditandai dengan pencarian kemantapan dan masa reproduktif. Usia masa dewasa awal berkisar antara 21 tahun sampai 40 tahun.
2. Masa dewasa madya (middle adulthood) berlangsung dari usia 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasa awalnya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru, terutama perhatian terhadap agama menjadi lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
3. Masa dewasa lanjut (older adult) yaitu periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari usia enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan terjadinya perubahan fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah terjadinya perubahan pada kemampuan motorik, kekuatan fisik, fungsi psikologis, sistem syaraf, dan perubahan penampilan.
Dengan demikian, secara umum di Indonesia seseorang dikatakan dewasa ketika usianya di atas 18 tahun, telah menikah, dan telah berhak bertindak sebagai objek hukum
(http://www.scribd.com/doc/29395404/19/Pengertian-Dewasa-dan-Ciri-ciri-Kedewasaan)
2. Indikator kedewasaan
Dr. Harold Shyrock (n.d.) pakar psikologi dari Amerika Serikat, mengemukakan lima ciri kedewasaan seseorang, yaitu :
a. Fisik
Tampilan fisik, rangka tubuh, tinggi dan lebar tubuh merupakan salah satu aspek yang biasa digunakan sebagai ukuran kedewasaan seseorang. Namun, aspek fisik ini saja belum dapat menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa. Seseorang dapat dikatakan dewasa apabila:
- dapat menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang dihadapi,
- dapat membedakan baik buruknya serta untung ruginya suatu perbuatan,
- memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
- mandiri, tidak bergantung kepada orang lain,
- tidak cepat naik pitam dan marah, serta
- tidak menggerutu disaat menderita dan menghadapi cobaan.
b. Kemampuan Mental
Dari segi mental atau rohani, orang dikatakan dewasa apabila:
- dapat berfikir secara logis,
- pandai mempertimbangkan segala sesuatu dengan kepala dingin,
- terbuka dan dapat menilai semua pengalaman hidup secara proporsional.
c. Pertumbuhan Sosial
Seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah memiliki pemahaman dan kemampuan bergaul serta pandai menjaga watak dan kepribadian.
d. Emosi
Emosi sangat erat hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia, seperti rasa senang, sedih, gembira, kasih sayang, benci dan lain sebagainya. Seseorang dikatakan dewasa apabila ia pandai mengendalikan emosi.
e. Pertumbuhan Spiritual dan Moral
Seseorang yang telah berkembang pertumbuhan moral dan spiritualnya akan lebih pandai dan lebih tenang didalam menghadapi berbagai kesulitan dan persoalan hidup yang menimpa dirinya, segalanya akan dipasrahkannya kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan disertai ikhtiar menurut kemampuannya sendiri.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan dewasa secara ideal apabila memenuhi indikator kedewasaan sebagai berikut.
- Memiliki tampilan fisik yang kokoh, rangka tubuh yang kuat, tinggi dan lebar tubuh yang ideal untuk orang dewasa.
- Memiliki kemampuan mental yang baik, seperti dapat berfikir secara logis
- Memiliki pemahaman dan kemampuan bergaul serta pandai menjaga watak dan kepribadian
- Pandai mengendalikan emosi
- Lebih pandai dan lebih tenang didalam menghadapi berbagai kesulitan dan persoalan hidup yang menimpa dirinya.
3. Tingkat kedewasaan
Setiap orang memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda dengan indikator yang berbeda pula. Berikut beberapa indikator untuk melihat tingkat kedewasaan seseorang:
Read more... / Baca selengkapnya...