Mengenal 11 Jenis Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Mahasiswa UT, Mengenal 11 Jenis Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus – Anak berkebutuhan khusus adalah dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

Pernah dengar istilah seperti Sensori Integrasi atau Applied Behavior Analysis (ABA)?

Kedua istilah tersebut adalah salah satu jenis terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Adapun tujuan dari melakukan terapi-terapi tersebut adalah untuk mengurangi gejala penyakitanya serta meningkatkan kemampuan diri untuk bisa beraktivitas lebih mandiri.

Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP), bahwa anak berkebutuhan khusus disarankan untuk melakukan terapi atau rehabilitasi secepat mungkin begitu diketahui mengalami kondisi tersebut.

Secara umum terapi untuk anak berkebutuhan khusu terbagi menjadi dua kategori, yaitu terapi fisik dan mental.

Berikut ini macam-macam terapi untuk anak berkebutuhan khusus yang perlu Anda ketahui:

Terapi Perhatian

Salah satu hal yang menjadi perhatian bagi anak berkebutuhan khusus adalah kesulitan mereka untuk fokus terhadap suatu objek, area, atau orang lain.

Guna mengatasi kondisi tersebut, anak perlu mendapat terapi perhatian atau Joint Attention Therapy.

Joint Attention Therapy adalah terapu yang berfokus untuk meningkatkan kemampuan perhatian anak-anak, seperti menunjuk dengan jari.

 

Terapi Sensory Integration and Related

Banyak anak berkebutuhan khusus memiliki masalah pada stimulus sensoriknya. Beberapa di antaranya bahkan sangat sensitif terhadap rangsang sensorik, seperti cahaya, kebisingan, hingga sentuhan.

Untuk mengatasi keadaan tersebut, mereka perlu melakukan terapi sensory integration and related.

Pada terapi ini anak-anak berkebutuhan khusus akan belajar meregulasi reaksi mereka terhadap stimulasi eksternal.

Contohnya, jika anak-anak tersebut sangat sensitif terhadap sentukan, maka sang terapis akan memberikan berbagai macam rangsangan sentuhan agak anak terbiasa ketika disentuh atau menyentuh.

Baca juga:   7 Tantangan Menjadi Guru SLB, yang Harus Kamu Tahu

 

Terapi Intervensi Pengembangan Hubungan

Terapi ini tergolong sebagai terapi baru bagi anak berkebutuhan khusus. Terapi intervensi bertujuan untuk mengebangkan cara berpikir anak agar dapat berpikir secara fleksibel.

Selain itu, terapi ini membiasakan anak untuk lebih terlibat dalam hubungan sosial dengan orang lain.

Secara khusus, terapi ini dimulai dengan mengembangkan hubungan anak dengan orangtuanya. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting pada kesuksesan terapi ini.

 

Terapi Menunggang Kuda

Terapi menunggang kuda atau hippotherapy adalah salah satu jenis terapi fisik bagi anak berkebutuhan khusus. Secara sederhana terapai ini dilakukan dengan cara anak berkebutuhkan khusus mengendarai kuda di bawah arahan terapis.

Tujuanterapi menunggang kuda adalah untuk membantu memperbaiki kemampuan sosial dan berbicara bagi anak-anak berkebutuhkan khusus pada usia 5–16 tahun.

 

Terapi Applied Behavior Analysis (ABA)

Terapi ABA adalah jenis terpai yang menekankan pada pemberian reward atau hadiah atas setiap sikap positif dan keberhasilan yang dilakukan anak berkebutuhan khusus.

Pada terapi iniOrangtua dan terapis akan memberikan anak tersebut feedback pada setiap momen atau terapi.

 

Terapi Sensori Integrasi

Dalam salah satu rilis penelitian dari Research Gate, terapi sensori integrasi memanfaatkan pancaindra anak berkebutuhan khusus, terutama keseimbangan, sentuhan, dan kesadaran akan posisi dan gerak tubuh.

Terapi ini bertujuan dilakukan pada anak dengan gangguan belajar, perkembangan, dan perilaku.

 

Terapi Bermain

Pada terapi bermain bagi anak berkebutuhan khusus ini anak akan bermai di dalam ruangan yang aman dan nyaman tanpa ada batasaan dengan terapisnya. Tujuanya agar anak dapat mengekspresikan dirinya secara bebas.

Dalam terapi bermain anak akan belajar menganalisis dan menyelesaikan masalah yang diberikan dalam sebuah permainan. Biasanya, terapis akan memberikan perintah, mulai dari yang mudah hingga sulit

 

Terapi Okupasi

Menurut jurnal psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, terapi okupasi adalah terapi untuk melatih motorik halus Anak. Pada terapi ini anak akan dilatih melakukan gerakan presisi, seperti mengancingkan baju, menulis, atau memegang sendok untuk makan.

Baca juga:   Tips Meningkatkan Daya Ingat agar Efektif Mengingat Pelajaran

Kemampuan-kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas sehari-hari, sehingga penting bagi kemandirian dan kualitas hidup anak di masa depan.

 

Terapi Wicara

Terapi wicara adalah salah satu jenis terapi yang paling umum orang ketahui. Terapi ini di khususkan bagi anak berkebutuhan khusus yang mengalami masalah komunikasi atau berbicara.

Dalam rerapi wicara, terapis akan berfokus untuk melatih kemampuan anak berkata-kata. Selain itu terapis akan melatih otot mulut, lidah, dan tenggorokan anak tersebut.

Terapi wicara dilakukan dengan cara mengajak si kecil meniup, menirukan suara, atau melakukan bahasa isyarat.

 

Terapi Kognitif Perilaku

Jika anak dengan kondisi autisme sering mengalami stres dan tantrum hal ini disebabkan oleh gangguan kognitif dan komunikasi yang menyebabkan mereka sulit menyampaikan perasaannya.

Guna mengurangi gejala tersebut, terapi untuk anak berkebutuhan khusus yang harus di lakukan adalah terapi kognitif perilaku atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

CBT merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku anak berkebutuhan khusus.

Sehingga, anak dengan autisme bisa memiliki emosi yang lebih stabil dan mereka dapat belajar untuk menyampaikan perasaan secara jelas.

 

Terapi Fisik

Terapi jenis ini sebenarnya bermanfaat untuk menangani kekurangan fisik dan gangguan pada gerakan anak berkebutuhan khusus.

Terapi fisik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pasif dan aktif. Pada terapi pasif, gerakan fisik dilakukan oleh bantuan terapis. Sedangkan pada terapi aktif, gerakannya dilakukan sendiri oleh pasien.

Dalam terapi fisik, pasien bisa melakukan perlawanan gerak terhadap terapis untuk memperkuat bagian otot tertentu.

Umumnya, anak dengan cerebral palsy atau polio biasanya disarankan untuk melakukan terapi fisik aktif guna mengembalikan fungsi geraknya.

***

Sebebarnya masih banyak jenis terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Pemilihan terapi yang tepat perlu disesuaikan dengan kondisi sang anak.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengonsultasikan kondisi anak pada dokter spesialis guna mengetahui jenis terapi yang paling tepat.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *