Mahasiswa UT – Pastinya kamu sudah tak asing lagi dengan istilah pepatah dalam Bahasa Indonesia. Pepatah’ merupakan jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua. Pepatah sendiri sebenarnya tak hanya dalam bentuk bahasa Indonesia, melainkan juga bahasa daerah. Salah satu bahasa yang cukup banyak memiliki pepatah ialah bahasa Jawa.
Cukup banyak pepatah bahasa Jawa yang memiliki makna yang sangat dalam, termasuk menganjurkan seseorang agar tidak berbuat jahat. Kira-kira apa saja pepatah bahasa Jawa tersebut? Berikut daftarnya 7 Pepatah Jawa ini Mengajakmu untuk Berbuat Baik.
1. Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake
“Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake” merupakan pepatah yang memiliki pesan yang sangat dalam. Arti dari pepatah ini ialah seseorang yang menyebabkan sebuah keburukan atau kejahatan, maka seluruh kebaikannya akan terhapus atau dilupakan. Yang kalau di telusuri maknanya mirip dengan paribahasa Karena nila setitik, hancur susu sebelanga.
Memang, orang-orang lebih mudah mengingat kejahatan seseorang daripada kebaikanya. Jadi, selalu pikirkan matang-matang perbuatan yang akan kamu perbuat, ya. Agar orang-orang selalu mengingat kamu sebagai orang baik
2. Becik ketitik, ala ketara
“Becik ketitik, ala ketara” merupakan salah satu pepatah bahasa Jawa yang paling populer di Indonesia. Arti dari pepatah Jawa ini ialah perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
Memang benar, sepintar-pintarnya kita menyembunyikan kejahatan, pastinya perbuatan kita akan terungkap pada waktunya. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus menghindari untuk berbuat jahat, baik terhadap manusia maupun lingkungan alam.
3. Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut
Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang sangat jengkel terhadap seseorang sehingga tidak mau menyapa orang yang tidak disukainya lagi? Jika iya, pepatah Jawa “Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut” merupakan pepatah yang sangat cocok untuk menggambarkan keadaan tersebut.
Biasanya seseorang sangat jengkel sehingga tak mau menyapa lagi karena orang yang tidak disukainya itu telah melakukan perbuatan yang tidak dapat dimaafkan, salah satunya melakukan perbuatan kejahatan. Pastinya tidak ada orang yang ingin dibenci seperti itu di di dunia ini.
4. Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang
“Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang” merupakan pepatah Bahasa Jawa yang memiliki arti perkara yang buruk lerap dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk. Memang, di dunia kerap ditemukan hal-hal seperti itu.
Misalnya, orang yang melakukan kerap ditutup-tutupi perbuatannya dan sedangkan orang yang bertugas menyelidiki suatu kasus korupsi malah kerap diancam keselamatannya. Lebih baik kita menyampaikan atau melaksanakan kebenaran walau itu pahit atau susah dilakukan, ya.
5. Pitik trondhol diumbar ing padaringan
“Pitik trondhol diumbar ing padaringan” merupakan pepatah Bahasa Jawa yang dapat berkaitan dengan harta dan jabatan. Arti dari pepatah ini ialah orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.
Pepatah ini juga dapat menyampaikan pesan seseorang yang berhasil mendapatkan jabatan tinggi, namun dia malah menyia-nyiakan jabatan tersebut akibat beberapa hal, termasuk jabatan. Inti dari pepatah tersebut ialah kita harus selalu menjaga amanah atas segala hal yang kita dapatkan.
6. Kacang ora ninggal lanjaran
Setiap anak pastinya cenderung meniru perbuatan atau kelakuan orang tuanya. Hal tersebut digambarkan dalam sebuah pepatah Jawa, yaitu “Kacang ora ninggal lanjaran”.
Oleh karena itu, bagi kamu yang sedang menjadi orang tua, lakukanlah hal baik agar kelak anakmu nanti juga melakukan perbuatan yang baik. Jangan sesekali melakukan kejahatan agar anakmu nanti juga terhindar untuk melakukan perbuatan tersebut.
7.Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati
“Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati” merupakan pepatah Bahasa Jawa yang berarti perkara jelek merajalela dan sedangkan perkara baik tinggal sedikit. Perkara jelek dalam pepatah tersebut dapat berarti kejahatan. Pastinya kita semua juga tak mau jika di dunia ini penuh dengan tindakan kejahatan atau kriminal.
8. Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh.
“Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh.” artinya upaya yang dilakukan perlahan, tapi akhirnya tujuannya akan tercapai. Mirip dengan pepatah sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
9. Sabar sareh mesthi bakal pikoleh.
Maksud dari pepatah jawa “Sabar sareh mesthi bakal pikoleh” adalah pekerjaan apa pun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.
10. “Beras wutah arang bali menyang takere.”
Arti dari pepatah jawa “Beras wutah arang bali menyang takere.” ialah menggambarkan sesuatu yang sudah rusak tidak akan bisa kembali sama seperti semula.
11. “Busuk ketekuk, pinter keblinger.”
Pepatah jawa “Busuk ketekuk, pinter keblinger.” memiliki arti orang bodoh ataupun pandai suatu saat sama-sama akan mengalami keusulitan.
***
Nah, itu dia pepatah dalam Bahasa Jawa yang menganjurkan kita agar tidak berbuat kejahatan. Terbanyak cukup banyak pepatah Bahasa Jawa yang memiliki makna dan pesan yang mendalam ya. Semoga dapat menambah wawasan kamu artikel ini ya.
Dari 7+ Pepatah Jawa ini Mengajakmu untuk Berbuat Baik di atas, mana yang menjadi pepatah kesukaan mu? Atau malah ada pepatah Jawa lain yang kamu suka?