Sesat Pikir

Ilmu logika adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar atau metode-metode berpikir dengan benar, kata logika sudah ada semenjak filosof Yunani Kuno Socrates dan Plato dan masa Aristoteles dicetuskan sebagai suatu ilmu yang tertuang dalam karya Aristoteles Organon. Ilmu logika kemudian berkembang dalam dunia Islam pada masa zaman keemasan Islam Dinasti Abbasiyah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, masa ini intelektual Islam banyak menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti teks-teks bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab dari karya-karya filosof Yunani. Dalam Islam ilmu logika dikenal dengan istilah ilmu mantiq (nataqa-yantiqu-mantiqan, pikiran atau logika) yang pertama kali menulis tentang mantiq adalah Ibnu Muqaffa’ pada tahun 142 H.

Dari sekian banyak pembahasan dalam cabang ilmu Logika, Sesat Pikir selalu menjadi pembahasan yang paling menarik bagi saya pribadi.  Sesat pikir adalah proses penalaran yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan disebabkan karena pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.

Contoh dari kasus Sesat Pikir karena tidak cukup data, Whisnu adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kota Bandung sejak tahun 2019. Gaji seorang anggota DPR adalah 5 Juta perbulan. Pada tahun 2020, Whisnu telah memiliki rumah mewah dengan nilai harga 200 Juta.

Kesimpulannya, Whisnu adalah seorang koruptor.

Contoh lainya kita sering keliru dalam berargumen disebabkan kita membuat premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang mau dicari.

Contoh, premis 1 (Sifat Allah Swt Maha Melihat), premis 2 (Manusia bisa melihat).

Kesimpulan, Allah Swt dan manusia adalah sama.

Beberapa contoh di atas merupakan sesat pikir karena kekeliruan dalam bernalar yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika dalam berargumen. Sesat pikir juga terkadang datang dari pemaksaan logika dari diri sendiri, memaksakan membenarkan argumen masing-masing demi kepuasan ego sendiri. Menganggap diri sendiri benar dan orang lain salah.

Baca juga:   Konsep Kepemimpinan untuk Mengimplementasikan Sistem Penjamin Kualitas

Manusia di anggap sebagai makhluk sempurna karena memiliki akan dan dapat mnggunakannya untuk berpikir dengan sebaik-baik dan seluas-luasnya. Namun, ada juga manusia berpikir tidak menggunakan akal sehat sehingga menyalahi aturan berpikir dan berada dalam sesat pikir yang bisa membahayakan bagi dirinya sendiri dalam berpikir maupun orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, kita sering menemui keadaan atau peristiwa di akibatkan oleh sesat pikir, antara lain:

1# Sesat Pikir ad Hominem

Ini adalah jenis sesat pikir yang terjadi ketika argumentasi yang diajukan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi justru menyerang pribadi yang menjadi lawan bicara.

Contoh: Saya tidak ingin berdiskusi dengan Anda, karena Anda seorang anak kecil yang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

Ini adalah hal yang paling sering kita temui pada masa ini. Bukannya beragumen berlandasan Logika, kita malah menyerang secara pribadi dari orang tersebut.

2# Sesat Pikir ad Baculum

Ini adalah jenis sesat pikir yang terjadi ketika argumen yang diajukan berupa ancaman dan desakan terhadap lawan bicara agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan alasan bahwa jika menolak akan berdampak negatif terhadap dirinya

Contoh: “Jika Anda tidak mengakui kebenaran apa yang saya katakan, maka Anda akan terkena azab Tuhan. Karena yang saya ungkapkan ini bersumber dari ayat-ayat suci dari agama yang kita yakini.”

3# Sesat Pikir “False Dichotomy”

Jenis sesat pikir ini terjadi ketika beragumen kita memaksa untuk memilih di antara pilihan yang di berikan, tanpa menerima opsi lain

Contoh: Dalam dunia politik Indonesia, masyarakat mengenal adanya sebutan “cebong” dan “kampret”. Lalu, jika seseorang sedikit mengkritik pemerintah, dia digolongkan dalam kaum “kampret”, dan sebaliknya jika sedikit saja memuji keberhasilan dari kinerja pemerintah, dia disebut kaum “cebong”.

Baca juga:   Pendidikan Tinggi Terbuka untuk Semua

Untuk menghindari sesat pikir atau menghindari kekeliruan berpikir perlu kiranya mempelajari ilmu Logika, dengan Logika membantu kita berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Ilmu ini menyampaikan cara berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka dan emosi; karena ilmu logika mendidik pikiran manusia bersikap obyektif tegas dan berani.

***

Pada Tugas 1 ini buatlah tulisan tentang:

  1. Ide, Konsep dan Term; atau
  2. Sesat Pikir,

Pilih salah satu, nomor (1) atau (2).

Tulisan dibuat minimal 2 halaman HVS, 1,5 spasi, font Arial 11, cantumkan rujukannya, dan diupload di tempat yang sudah disediakan paling lambat 28 Oktober 2019.

Selamat mengerjakan!

Salam,

Tutor

***

Artikel ini di buat untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah Logika. Bebas di gunakan tanpa izin dari pemilik tulisan. Tapi harap cantumkan link sebagai sumber tulisan.

original Author: Whisnu Wardhana S

Sincerly,

Mahasiswa UT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *