Mahasiswa UT, 6 Cara Meningkatkan Keterampilan Sosial pada Anak – Apakah anda pernah bertemu dengan seseorang yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru atau merasa canggung saat berinteraksi dengan orang lain? Padahal sebagai mahluk sosial, manusia gak bisa lepas dari manusia lainnya. Maka dari itu, keterampilan sosial adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Keterampilan ini bisa dilatih sejak usia dini, lho. Semakin dini anak diajarkan keterampilan sosial, maka akan semakin mudah ia menghadapi orang lain saat sudah dewasa nanti.
Seperti dikutip dari IDN Times, berikut 6 cara melatih keterampilan sosial pada anak.
Memerhatikan ketertarikan mereka
Sebagai orang tua hendaknya kita mulai mengidentifikasi minat dan ketertarikan anak sedini mungkin. Apakah mereka memiliki minat di kegiatan olahraga, seni atau mungkin pada bidang lain. Identifikasi ini yang akan menjadi awal mula untuk membangun keterampilan sosial anak.
Menempatkan anak pada lingkungan yang mempunyai ketertarikan serupa dapat memberinya rasa aman dan nyaman. Hal ini akan menjadi bekal sebelum anak terjun ke lingkungan yang heterogen nantinya.
Mengajarinya mengajukan pertanyaan
Malu bertanya sesat di jalan
Pepatah lama ini sangat relevan pada pola asuh dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial anak. Penting bagi orang tua untukĀ menanamkan pemikiran pada anak, bahwa bertanya tidak membuatnya terlihat bodoh. Mengajukan pertanyaan dapat menjadi salah satu cara bagi anak untuk memulai percakapan positif dengan orang lain.
Terlebih lagi jika pertanyaan yang diajukan bukan pertanyaan yang bisa dijawab hanya dengan “ya” atau “tidak”. Saat anak mulai mengajukan pertanyaan, anda sebagai orang tua harus proaktif untuk memberi jawaban yang mudah mereka cerna. Sebagai orang tua kita harus belajar mengolah kata untuk menjawab pertanyaannya juga.
Ajak anak bermain peran
Pernahkah ayah dan ibu mengajak si kecil bermain peran? Contohnya seperti dokter dan pasien, pedagang es krim dan pembeli, serta peran lain yang familiar dengan kehidupan anak. Bermain peran bisa melatih kemampuan bahasa anak.
Anak akan berbicara seperti karakter yang diperankannya. Hal ini akan membantu memperkaya kosakata mereka. Selain itu, model permainan ini juga meningkatkan rasa percaya diri dan penyelesaian masalah anak. Ini bisa menjadi modal yang penting dimiliki anak saat berinteraksi sosial di masa dewasanya kelak.
Ajarkan empati
Empati adalah sikap memahami perasaan yang dirasakan oleh orang lain dan melihatnya dari sudut pandang orang tersebut. Saat anak memiliki rasa empati, ia akan lebih gampang untuk membentuk ikatan dengan orang lain.
Anak di usia dini mungkin belum memahami betul konsep empati. Sebagai langkah awal, ajari mereka untuk memahami perasaannya sendiri dan bagaimana ia ingin diperlakukan. Di waktu yang bersamaan, hubungkan keinginannya dengan bagaimana sebaiknya memperlakukan orang lain.
Identifikasi karakater anak
Orangtua harus memahami dan menyadari bahwa setiap anak itu unik. Mereka mempunyai karakteristik khusus yang gak bisa disamakan satu sama lain. Sebagian anak mungkin mempunyai kepribadian lebih terbuka daripada yang lain. Begitu pula sebaliknya.
Cara berinteraksi seorang anak yang pemalu dan tertutup tentu berbeda dengan anak yang secara alami lebih ekspresif. Beberapa anak mudah bersosialisasi dalam lingkungan yang besar. Sementara yang lain lebih nyaman untuk berinteraksi dengan teman sebaya saat berada di kelompok yang lebih kecil.
Jadi contoh yang baik
Apakah ayah dan ibu menekuni bidang yang menjadi ketertarikan? Sudahkah meluangkan waktu untuk mendengarkan? Sudahkah memiliki rasa empati pada orang lain?
Orangtua adalah sekolah pertama bagi anak-anak mereka. Apa yang menjadi kebiasaan akan ditiru. Maka dari itu, penting untuk memberikan contoh yang baik.
Keterampilan sosial adalah nilai yang terus dikembangkan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Mengajarkan keterampilan sosial sejak dini adalah sebuah langkah yang bagus bagi anak. Harapannya, agar kelak saat dewasa mereka menjadi orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan