Mahasiswa UT, 5 Kenakalan Anak yang Orangtua Sering Sepelekan – Anak-anak merupakan sosok yang penuh dengan hal mengejutkan di dalamnya, termasuk dari bagaimana caranya berinteraksi dengan orang lain. Di usia tumbuh kembangnya, anak-anak akan banyak menerima informasi baru mengenai beragam hal di sekitarnya, termasuk bagaimana cara mengekspresikan perasaan atau rasa tidak sukanya.
Untuk yang satu ini memang anak-anak akan memiliki reaksi yang berbeda-beda, tergantung tabiat dan informasi yang mereka peroleh. Tidak selalu melalui perilaku yang wajar, ternyata ada pula beberapa kenakalan berikut ini yang justru sering dianggap sepele oleh orangtuanya.
Berbicara yang menyakiti orang lain
Hal pertama yang sangat sering dilakukan anak adalah dengan berbicara sesuatu yang justru menyakiti perasaan orang lain. Mereka dengan mudahnya mengutarakan sesuatu atau bahkan melabeli orang dengan ungkapan khusus tanpa paham bahwa itu menyakiti perasaannya.
Sayangnya, tidak banyak orangtua yang bertindak tegas pada anak untuk contoh yang satu ini. Anak hanya ditegur, namun tidak diberikan pemahaman bahwa hal tersebut bisa menyakiti perasaan orang lain. Hal ini akan membuat anak berpotensi mengulanginya kembali.
Berkata kasar
Di zaman digital sekarang memang anak-anak sudah sangat canggih dalam menerima suatu informasi tersebut. Namun, kadang kala konteksnya tidak selalu positif sebab banyaknya informasi yang tersebar di internet. Tak jarang anak-anak juga akan menemukan banyak hal buruk yang memengaruhi karakternya.
Salah satu contohnya adalah dengan berkata kasar dan hal ini sangat banyak terjadi. Anak-anak yang berkata kasar biasanya disepelekan oleh orangtua dengan hanya menegurnya semata. Padahal, tanpa orangtua tahu, anak akan memproses kata kasar tersebut dan kemudian menanamkannya di pikiran secara terus-menerus.
Berteriak pada orang lain
Setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan kemarahannya. Salah satunya adalah dengan berteriak kencang pada orang lain. Sebetulnya hal ini jelas merupakan sesuatu yang tidak terpuji sehingga tidak dapat dibenarkan sama sekali.
Berteriak pada orang lain jelas hanya akan menyakiti perasaan orang tersebut dan anak belum paham sampai ke tahap sana. Orangtua harus secara sigap menyikapi anak dengan sabar dan menasehatinya secara mendalam bahwa tindakan mereka sangatlah salah.
Memaksakan kehendak
Kamu mungkin sering melihat banyak anak yang menangis atau mengamuk saat tidak dapat memperoleh apa yang diinginkannya. Hal seperti ini membuat anak jadi dilabeli dengan kebiasaan memaksakan kehendak dan tentu bukan merupakan sinyal positif.
Banyak anak yang pada akhirnya terus membawa kebiasaan buruk ini sejak besar. Padahal, orangtua bukan hanya bertugas untuk melarang atau memperbolehkan sesuatu pada anak, namun juga wajib mehasehati dan mengarahkan anak bahwa memaksakan kehendak jelas adalah hal yang buruk.
Merebut benda milik orang lain
Tidak semua anak paham yang disebut dengan privasi dan hak. Hal ini terjadi karena memang orangtua jarang mengajarkan hal ini sampai akhirnya mereka melihat anak-anaknya melakukan tindakan yang justru tidak boleh dilakukan.
Salah satunya adalah dengan merebut benda milik orang lain. Tindakan seperti ini jelas mengganggu privasi orang dan merampas hak milik orang lain. Orangtua wajib mengarahkan anak agar tak sampai melakukan hal yang satu ini.
Memang tidak mudah dalam mendidik anak dengan baik, apalagi berkaitan dengan karakter dan cara bersikapnya. Kadang kala banyak orangtua yang telanjur menyepelekan tindakan anak dan kemudian membuatnya menjadi suatu kebiasaan buruk. Jangan pernah sepelekan apa pun termasuk hal kecil sekali pun, ya!
Sumber: IDN Times