Masalah di Kenyataaan Selesaikan di Kenyataan

Mahasiswa UT – Ya aku tahu, banyak orang memakai filter ketika berfoto. Bagiku teknologi itu bebas saja, mau dipakai atau nggak. Selera orang, beda-beda. Sikon psikologisnya, juga beda-beda.

Ada orang yang nggak pede keluar rumah atau berfoto tanpa alis. Itu sah…! Segala sesuatu yang menyangkut perasaan subyektif dan selera pribadi adalah VALID. Tentu, valid bagi dia sendiri. Kan itu perasaannya. Ya valid lah, sesuai dirinya.

Ada orang yang tetep pede keluar rumah tanpa mandi, tanpa pakai alis dan tanpa sekedar bedak… itu juga valid. Meskipun, bau badannya, sebaiknya dikondisikan agar tidak mengganggu kenyamanan umum. Ini pengingat bagi diriku sendiri… 🤣

Inti dari pesanku : merdeka sajalah menjadi dirimu. Sak bahagiamu saja… Pokoke sepanjang nggak mengganggu ketertiban umum dan nggak melanggar hukum, okelah.

Batasanku ‘oke’, juga termasuk ini :
sepanjang hal itu tidak membuat kesehatan mentalmu terganggu.

Kalau kesehatan mentalmu beresiko menjadi terganggu karena kamu jadi tidak lagi mencintai diri dan bentukmu yang asli… lalu menjadi lebih menyukai diri dan bentukan filter dan photoshop-mu, sebaiknya berhenti. Sebelum kamu terlalu jauh menipu diri, menipu orang lain, dan membuatmu tak lagi menerima kenyataan… Orang yang sulit menerima kenyataan dan tidak bisa membedakan dengan khayalan, itu tanda-tanda skizofrenia lho. Perlu segera memeriksakan diri ke ahlinya.

Menurutku ya, jika kita tidak menyukai diri kita yang gembrot, jerawatan, pemarah, berpenampilan lusuh…. Lebih baik kita MEMPERBAIKI KENYATAAN ITU DI TATARAN KENYATAAN JUGA. Pergilah nge-gym. Dietlah. Facial. Berobat. Terapi ke psikolog untuk membantumu mengatasi masalah-masalah emosimu…

Fokus, adalah salah satu kunci sukses dan kebahagiaan sejati. Termasuk menetapkan fokus pada masalahnya secara tepat sasaran.
~ Kalau masalahnya ada di kenyataan, ya beresin di kenyataan lah. Jangan diberesin di di dunia maya…
~ Kalau masalahnya ada di diri sendiri, ya beresin di diri sendiri lah. Jangan denial lalu menyerang dan nyinyir ke orang lain yang lebih baik… Apalagi kalau orang yang kita pandang ‘keren’ itu kayak effortless, kayak nggak pernah susah, kayak nggak kerja keras

Baca juga:   Tulisan tentang Cinta

Wah ya salah jurusan kalau begini, fokusnya.

Aku pernah dinasihati oleh seseorang, aku lupa-lupa ingat siapa. Yang jelas oleh bapak-bapak Jawa yang sudah tua. Mungkin tukang becak kota Jogja, mungkin juga sesama penikmat wedang uwuh di emperan kota Jogja…. Entahlah. Yang jelas aku ingattt sekali dia bilang begini :

Orang pintar, itu bisa disaingi. Dengan cara kita belajar lebih giat darinya.

Orang kaya, itu bisa disaingi. Dengan cara kita bekerja lebih rajin darinya.

Tapi bagaimana menyaingi orang bejo? Yang selalu beruntung…? Iri padanya malah bikin kita semakin terpuruk oleh kebencian tiada ujung.

Waktu itu kujawab : Lha iya ya pak. Orang beruntung itu, cuma dehem aja, langsung dapat hoki ya pak…? Mau ngiri sama orang begini sih, kita bisa gila sendiri…

********

Kemarin ada yang tanya : mbak Nana pake filter ya?

Jawabanku ada di foto-foto ini.

Nah setelah kalian melihat foto-fotonya lalu misuh :

“Njink… diamput si Nana, ternyata dia cuma mau pamer kulitnya bagus padahal sudah tua… Pamer kalau nggak perawatan dan jarang mandi, tapi hasilnya begini.”

Ya aku bakal ngekek wae….

Njuk aku kudu piye…? Viva dan sabun pondsku, kudu dibuang..?

Njuk aku kudu pake sunblock kalau diving…?

Nanti aku tambah glowing, lewat lho kowe… 🤣🤣🤣🤣🤣

Hihihi… aku bercanda ya iniii…

Santey saja… Aku ra urus kok,mau dipisuhi apa 😄😄😄

Soalnya aku juga nggak bisa ‘bangga’ karena mukaku ini BUKAN HASIL PRESTASI merawat dengan teliti. Kulit yang begini ini, warisan gen. Dari nenek moyang pihak ibu.

********

Kukasih tahu rahasianya ya… Hasil fotoku, nggak selalu bagus. Karena tergantung aku lagi ngapain.

Baca juga:   MENDIDIK ITU MELATIH, BUKAN MELARANG

Tapi hasil videoku biasanya bagus. Bagi yang sering ikut zoom, pasti tahu kayak apa mukaku. Dan menurutku, rahasia mukaku enak dilihat itu BUKAN karena make up atau apalah… melainkan ekspresiku.

Aku memastikan diriku fit dan emosiku baik, setiap kali aku memutuskan ‘keluar rumah’. Karena kekuatanku ada pada emosi. Karena, kata orang, kalau Nana marah, meskipun diam saja… rasanya ngeri.

Jadi, di ranah emosi itulah, ‘medan perang’ku.

Aku bisa kalah di sana, aku bisa menang di sana. Maka ku kelola sedemikian rupa, agar pikiran dan emosi ini menjadi sekutu terbaikku dalam menghadapi kehidupan.

Dan sebagai pejuang kehidupan, you know lah, how I love being a winner… 😉

Bagi yang ingin tahu lebih lanjut kiat dan contoh bagaimana menjadi a winner… silakan baca tulisan ini : PERSONAL VICTORY 

***

Ikuti Nana Padmo di:
Twitter – @NanaPadmo
Facebook – Nana Padmo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *