Mahasiswa UT, Sebagai seorang mahasiswa Universtias Terbuka, memahami teknik penulisan karya ilmiah menjadi aspek yang krusial. Sehingga kita dapat menyusunnya tanpa melibatkan jasa pembuatan karya ilmiah dan tanpa menggunakan joki karya ilmiah. Namun, tetap menghasilkan suatu karya tulis yang berkualitas.
Selain itu, penting juga untuk memahami cara publikasi karya ilmiah, baik dalam bentuk buku karya ilmiah maupun artikel karya ilmiah. Semua elemen ini bersama-sama membantu peneliti dan penulis mencapai standar tertinggi dalam dunia akademik.
Berikut contoh karil UT PGSD yang dapat digunakan sebagai panduan bagaimana karil yang baik itu seperti apa.
***
PENINGKATAN PEMAHAMAN PADA PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA MANIK-MANIK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN DEMONSTRASI
(SISWA KELAS IV SD NEGERI … KECAMATAN … KABUPATEN … TAHUN PELAJARAN …)
Oleh :
NAMA : …
NIM : …
Email : …
Abstrak
Masalah penelitian ini dilatarbelakangi dari pengamatan di kelas yaitu mengenai kurangnya pemahaman siswa kelas IV SD Negeri … semester II tahun pelajaran 2019/2020 pada kompetensi dasar mengurangkan bilangan bulat. Penelitian yang dilakukan bertujuan meningkatkan profesionalitas guru melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam meningkatkan pemahaman siswa menggunakan media manik-manik melalui pembelajaran kooperatif dan demonstrasi. Penelitian ini mengungkapkan masalah tentang pemahaman siswa yang rendah terhadap materi pengurangan bilangan bulat sehingga hasil pembelajaran materi ini banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran matematika melalui dua siklus. Pada setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada Siklus I siswa memperoleh rata-rata 65 dengan ketuntasan 59 % dan Siklus II memperoleh rata-rata 72 dengan ketuntasan 89 %.
Dengan penggunaan media manik-manik melalui pembelajaran kooperatif dan demonstrasi pemahaman siswa terhadap materi pengurangan bilangan bulat di kelas IV Sekolah Dasar Negeri … menjadi meningkat, hal ini dapat dibuktikan dari rata-rata kelas dan ketuntasan yang dicapai setiap siklusnya telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Kata Kunci : manik-manik, kooperatif, demonstrasi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengembangkan potensi anak didik agar kelak menjadi insan yang berilmu, cakap, kreatif dan mempunyai kemandirian guru hendaknya sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas terlebih dahulu membuat suatu pembelajaran yang matang selain itu guru harus juga perlu menerapkan pembelajaran PAIKEM, yang menurut Syah dan Kariadinata (2009: 1) PAIKEM singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
—Baca juga: Cara Parafrase Karil dan Tesis Universitas Terbuka—
Hasil penilaian yang diperoleh dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar ”Pengurangan bilangan bulat” di kelas IV SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten …, anak didik yang belum mencapai KKM sebanyak 17 anak didik atau 63 % sedangkan anak didik yang sudah mencapai KKM sebanyak 10 anak didik atau 37 % dari jumlah keseluruhan 27 anak didik. Dari hasil refleksi permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran antara lain : siswa kurang memperhatikan pembelajaran, siswa kurang berani untuk bertanya apabila kesulitan dalam belajar dan siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah mengenai pengurangan bilangan bulat.
Read more... / Baca selengkapnya...
1. Identifikasi Masalah
Proses belajar yang tidak berjalan lancar karena anak sibuk bermain sendiri-sendiri, kesulitan anak dalam mengurangkan bilangan bulat membuat anak tidak menyukai pembelajaran matematika dan anak kurang percaya diri dalam hal ini pembelajaran pengurangan bilangan bulat.
Melihat proses pembelajaran di atas dapat ditemukan akar permasalahannya, penulis menindak lanjuti dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah. Penulis kemudian melakukan penelitian tindakan kelas agar dapat menyelesaikan permasalahananya.
2. Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah maka muncul analisis masalah sebagai berikut :
Keaktifan peserta didik masih rendah dikarenakan tidak adanya metode kooperatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, peserta didik kurang konsentrasi dalam menerima pembelajaran, guru belum menggunakan media manik-manik dalam pembelajaran pengurangan bilangan bulat sehingga penjelasan guru masih terlalu abstrak akibatnya peserta didik merasa sedikit kebingungan dalam menerima pembelajaran dan perencanaan yang disusun belum menggunakan strategi yang tepat.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Penggunaan media manik-manik malalui pembelajaran kooperatif dan demonstrasi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran pengurangan bilangan bulat.
B. Rumusan Masalah
Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi manik – manik pada pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa terhadap materi pokok operasi hitung pengurangan bilangan bulat ? “
C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Dikaji dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri …, mempunyai tujuan :
1. Meningkatkan proses pembelajaran matematika khususnya pada materi
pokok operasi hitung pengurangan bilangan bulat.
2. Manganalisa metode demonstrasi dan penggunaan media manik-manik
serta dampaknya terhadap hasil belajar siswa.
3. Meningkatkan aktivitas dan menanamkan jiwa sosial serta rasa percaya
diri pada peserta didik melalui penggunaan metode kooperatif.
4. Memberikan motivasi pada siswa agar menyukai mata pelajaran
matematika.
D. Manfaat Peneltian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang sih bagi dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan aktifitas, keterampilan dan kemampuan siswa serta prestasi siswa dalam melakukan kegiatan untuk menunjukan hasil penjumlahan operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan pemahaman konsep pengurangan operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik
b. Dapat meningkatkan kemampuan membuktikan hasil pengurangan operasi hitung bilangan bulat.
c. Dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan pemahaman siswa tentang operasi hitung bilangan bulat.
2. Bagi guru
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas guru mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) khususnya penggunaan media serta metode yang tepat untuk mengajarkan konsep bilangan bulat materi operasi hitung pengurangan bilangan bulat. Guru juga merefleksikan proses kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan solusi perbaikan pembelajaran dan juga dapat mengkembangkan inovasi pembelajaran dalam dunia pendidikan.
3. Bagi Institusi / Lembaga
a. Bagi guru SD yang mengajar di kelas IV, penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan dalam melaksanakan pembelajaran dan mengenalkan konsep matematika mengenai materi pengurangan bilangan bulat.
b. Bagi sekolah merupakan sumbang sih pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
c. Bagi kelompok kerja guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam meningkatkan kemampuan professional guru.
II. Kajian Pustaka
A. Hakikat Belajar, Pembelajaran dan Media Pembelajaran
1. Hakikat Belajar
a. Menurut pendapat Bruner (1985) dalam menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam pikirannya.
b. Menurut Skinner belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kehidupannya.
2. Hakikat Pembelajaran
a. Menurut Hilda Taba dan pandangan Tyler (1985) dalam yang dimaksud pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menjalankan kurikulum yang berisikan tujuan, isi, pola pembelajaran dan evaluasi. Agar pembelajaran dapat berhasil dengan memuaskan maka guru dituntut untuk dapat menguraikan secara luas dengan memperhatikan langkah-langkah cara mengembangan kurikulum. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : menentukan tujuan, menentukan isi, merumuskan kegiatan pembelajaran, mengadakan evaluasi.
b. Menurut pandangan Gagne (1985) dalam bahwa pembelajaran merupakan suatu kumplan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil belajar.
c. Sedangkan menurut Briggs menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pebelajar sedemikian rupa sehingga si pebelajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungannya ( Tim Pengembangan MKDK, 1990 : 10 ).
Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat timbal balik antara guru dengan siswa, maupun antar siswa, maupun siswa dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau diharapkan.
3. Media Pembelajaran
a. Media Gambar
Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling sering dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Media Garis Bilangan Bulat
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah saran fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran.
Sedangkan, National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang, dengar termasuk teknologi perangkat keras.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.
Dalam topik pembahasan matematika, terdapat satu topik yang paling mendasar, yaitu bilangan bulat. Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 1, 2, 3, 0, -1, -2, -3 dan yang lainnya. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat positif yaitu bilangan bulat yang nilainya lebih besar dari pada 0 (nol), sedangkan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat yang nilainya lebih kecil dari pada 0 (nol).
Untuk mempermudah dalam proses pembelajaran pengurangan bilangan bulat negatif dan positif maka digunakanlah Garis bilangan. Garis bilangan adalah garis yang diberi titik-titik dengan jarak yang sama. Titik-titik itu dikorespondesikan satu demi satu dengan bilangan. Bilangan-bilangannya diurutkan dari kiri ke kanan sehingga diperoleh urutan bilangan yang semakin ke kanan semakin besar.
c. Media manik-manik
Secara umum media adalah semua bentuk perantara atau pengantar untuk menyampaikan suatu pesan atau gagasan kepada penerima. Gagne dan Briggs (Azhar Arsyad, 2002 :4). Seperti telah dijelaskan diatas bahwa media adalah suatu perantara untuk menyampaikan pesan maka peneliti menggunakan media manik-manik yang pendekatannya menggunakan proses himpunan. Seperti kita ketahui bahwa pada himpunan kita dapat memisahkan dan menggabungkan dua himpunan yang ada dalam hal ini anggotanya berbentuk manik-manik. Bentuk media ini dapat berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Alat ini terdiri dari 2 warna satu warna menandakan bilangan positif dan satu warna lainnya menandakan bilangan negatif.
B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara atau teknik yang dilakukan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Sumber : http://liputaninfo.blogspot.com/2012/10/strategi-belajar-mengajar.html
2. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan oleh guru, selain mudah penyajian juga tidak banyak memerlukan media (Sumantri M dkk, 2000:136).
Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap bahwa
metode ceramah itu mudah dalam penggunaannya dalam proses kegiatan
pembelajaran di kelas.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah :
1) Kelebihan Metode Ceramah
Ø Suasana kelas berjalan dengan tenang karena melakukan aktivitas yang sama, sehingga dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif.
Ø Tidak membutuhkan tanaga yang banyak dan waktu yang lama dengan waktu yang singkat dan murid dapat menerima pelajaran pelajaran sekaligus secara bersamaan.
Ø Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
2) Kekurangan Metode Ceramah
Ø Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru)
Ø Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah.
Ø Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru
Ø Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah yang kurang dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme.
Ø Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti pikiran guru
Ø Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat.
Ø Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif,
Dari beberapa kekurangan dalam penggunaan metode ceramah, maka peneliti kemenambahkan beberapa metode diantaranya metode demonstrasi.
3. Metode Demonstrasi
Cardille (1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan.
Metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas ( Winarno, 1980 : 87 ).
Dengan mempedulikan batasan metode demonstrasi seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukan atau memeragakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
4. Metode Latihan / Drill
Latihan adalah suatu teknik yang mengajar serta mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki kemampuan dan keterampilan lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Dalam metode ini sering digunakan oleh guru kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi. (http://yhutowputra.blogspot.com/2013/06/metode-pembelajaran-drill-a.html)
C. Model Pembelajaran
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode kooperatif, yaitu : Pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama saling menciptakan asah asih dan asuh dalam memaksimalkan kondisi belajar. (Sugiyanto.2010 .Model-model Pembelajaran Inovatif).
D. Materi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. (Sri Subarinah,2006:1)
Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003: 2-3) memberikan definisi Matematika
sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai berikut :
a) Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
b) Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi,
dan penemuan.
c) Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving).
d) Matematika sebagai alat berkomunikasi.
2. Tujuan Matematika Sekolah Dasar
Tujuan Matematika yang tercantum dalam pedoman penyusunan KTSP di SD/ MI (2008: 44 – 45) adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai
berikut :
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
Menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
Matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
3. Ruang Lingkup Matematika
Menurut Ebbutt dan Straker (Marsigit, 8-9), materi pembelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan meliputi :
1. Fakta (facts).
2. Pengertian (concepts).
3. Keterampilan penalaran.
4. Keterampilan algoritmik.
5. Keterampilan menyelesaikan masalah Matematika.
4. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran Matematika merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi,
mendorong, dan mendukung siswa dalam belajar Matematika.Banyak orang yang tidak menyukai Matematika, termasuk siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Mereka menganggap Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Anggapan ini membuat mereka merasa malas untuk belajar Matematika.
Menurut Kline (Pitadjeng,2006: 1) belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Sedangkan menurut Pitadjeng (2006: 3) orang yang belajar akan merasa senang jika memahami apa yang dipelajari. Pendapat keduanya juga berlaku bagi siswa Sekolah Dasar yang sedang belajar Matematika.
Oleh karena itu, di dalam belajar anak diberi kesempatan untuk merencanakan dan menggunakan cara belajar yang mereka senangi. Selain itu, guru dalam mengajarkan Matematika harus mengupayakan agar siswa dapat memahami dengan baik materi yang sedang dipelajari.
Untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan,guru harus pandai dalam memilih metode yang akan digunakan dalam mengajar. Penggunaan metode yang tepat tentunya akan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.
D. Pemberian penguatan dan bimbingan khusus (motivasi)
(Mulyani Sumantri, Johar Permana; Strategi Belajar Mengajar: 2001 ; Hal 238-241) Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut disaat yang lain. Memberi penguatan merupakan tindakan guru dalam memberikan tanggapan secara positif terhadap perilaku siswa dalam pembelajaran.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Nama Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Pengurangan Bilangan Bulat
Kelas/ Semester : IV (Empat) / II
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD Negeri … yang beralamat di Jalan … Tempat tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena peneliti sebagai salah satu tenaga pendidik di sekolah itu. Sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan efisien baik tenaga, dana, maupun waktu agar penelitian dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Rentang waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas diadakan dalam waktu 2 bulan, yaitu mulai tanggal 1 Februari 2014 s.d tanggal 23 Maret 2014 dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus yaitu :
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No
pelaksanaan
Hari , Tanggal
Waktu
Kegiatan
1.
Pra Siklus
Sabtu,
1 Februari 2014
07.15 – 09.15
Pelaksanaan Pembelajaran
2.
Siklus I
Sabtu,
15 Februari 2014
07.15 – 09.15
Perbaikan Pembelajaran ke-1.
3.
Siklus II
Sabtu,
1 Maret 2014
07.15 – 09.15
Perbaikan Pembelajaran ke-2.
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Laporan ini dapat tersusun, atas bimbingan dan dukungan dari semua pihak, sehingga penulis terketuk hati untuk mengucapkan syukur dan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. ..
2. … Selaku dosen pembimbing / supervisor I.
3. Pengawas TK/SD …
4. …. selaku Kepala SD Negeri …
5. Guru dan teman sejawat SD Negeri .., Kecamatan .., Kabupaten .., yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
6. … yang telah memberikan dorongan dan semangat.
7. Siswa siswi kelas IV SD Negeri …
Semoga Allah SWT akan memberikan balasan yang setimpal atas segala amal dan perbuatan mereka.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
gambar
C. Teknik Analisis Data
Ada dua data yang digunakan untuk menunjang analisis data, yaitu :
1. Data Kualitatif
Dianalisis secara kualitatif yang terdiri dari :
a. Identifikasi data
Data-data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif deskriptif, terdiri dari analisis hasil evaluasi belajar dan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan. Analisis hasil evaluasi belajar adalah berupa lembar kerja siswa dan tes akhir, apabila hasil tes pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa penerapan metode kooperatif menggunakan media manik-manik dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengurangan bilangan bulat.
b. Tabulasi Data
Tabel daftar nilai siswa yang diperoleh sebelum perbaikan pembelajaran, setelah perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II kemudian dihitung rata-ratanya,. Jika perolehan rata-rata hasil evaluasi belajar > 7,0, maka diasumsikan pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel banyaknya siswa yang mencapai KKM disatukan dengan tabel hasil belajar siswa pada waktu sebelum perbaikan, setelah perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II. Apabila jumlah siswa yang mencapai KKM sesuai target kurikulum yaitu 70%, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan pemahaman siswa.
c. Grafik Perolehan Rata-rata Nilai Hasil Evaluasi Belajar
Perolehan nilai rata-rata evaluasi belajar siswa sebelum perbaikan pembelajaran, setelah perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II disajikan dalam grafik perolehan nilai rata-rata siswa. Apabila grafik menunjukkan peningkatan, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Grafik ketuntasan belajar yaang mencapai KKM disatukan dengan grafik rata-rata hasil belajar siswa.
2. Data Kuantitatif
Dianalisis secara kuantitatif dengan rumus teknik Uji T atau Uji Parsial.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Setelah penulis merencanakan dan melaksanakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Ternyata setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui dua siklus ada peningkatan nilai hasil evaluasi pada siswa. Peningkatan tersebut disebabkan penggunaan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
Berikut ini kami sajikan hasil perbaikan pembelajaran dalam setiap siklusnya, yaitu sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Hasil tes formatif pada pra siklus penulis sajikan dari hasil tes ulangan harian data awal sebelum perbaikan, sebagai berikut :
a. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 11 siswa atau 40 % dari 27 siswa,
b. Siswa yang belum tuntas sebanyak 16 siswa atau 60 % dari 27 siswa,
c. Nilai tertinggi 80, sedangkan nilai terendah 40
d. Nilai rata-rata mencapai 61,74
Lembar Pengamatan.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada pra siklus, maka ditemukan hasil kegiatan pengembangan sesuai dengan pengamatan teman sejawat sebagai berikut :
1. Dari hasil pengamatan pada kegiatan inti pembelajaran yaitu peserta didik masih merasa bingung mengenai materi pengurangan bilangan bulat.
2. Peserta didik tidak terlihat aktif dan tidak tertarik dengan pembelajaran.
3. Penggunaan metode yang kurang bervariasi.
Lembar Refleksi
Setelah penulis bersama teman sejawat melaksanakan pengamatan, emudian peneliti melaksanakan hasil refleksi pada pelaksanaan kegiatan pembelajaaran pengurangan bilangan bulat hasilnya tidak memuaskan sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
2. Siklus I
Penelitian tindakan kelas untuk siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membahas tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik. Hal ini siswa dilatih secara mandiri untuk menemukan hasil pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik.
Dari hasil tes formatif siklus I diperoleh data sebagai berikut :
a. Siswa yang sudah tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus I sebanyak 16 siswa atau 59 % dari 27 siswa,
b. Siswa yang belum tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus I sebanyak 11 siswa atau 41 % dari 27 siswa,
c. Nilai tertinggi 90, sedangkan nilai terendah 40,
d. Nilai rata-rata mencapai 65
Lembar Pengamatan.Siklus I
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I, maka ditemukan hasil kegiatan pengembangan sesuai dengan pengamatan teman sejawat sebagai berikut :
1. Dari hasil pengamatan pada kegiatan inti pembelajaran yaitu peserta didik
Sudah sedikit memahami mengenai materi pengurangan bilangan bulat.
2. Peserta didik lebih aktif daripada kegiatan pra siklus dan merasa tertarik dengan pembelajaran karena guru menggunakan metode demonstrasi dan model kooperatif.
3. Keaktifan siswa belum maksimal karena kelompok yang dibentuk oleh guru terlalu besar anggotanya.
Lembar Refleksi Siklus I
Setelah penulis bersama teman sejawat melaksanakan pengamatan, kemudian peneliti melaksanakan hasil refleksi pada pelaksanaan kegiatan pembelajaaran pengurangan bilangan bulat hasilnya kurang memuaskan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
3. Siklus II
Penelitian tindakan kelas untuk siklus II. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membahas tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik. Hal ini siswa dilatih secara mandiri untuk menemukan hasil pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik.
Dari hasil tes formatif siklus I diperoleh data sebagai berikut :
a. Siswa yang sudah tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus II sebanyak 24 siswa atau 89 % dari 27 siswa,
b. Siswa yang belum tuntas pada perbaikan pembelajaran siklus II sebanyak 3 siswa atau 11 % dari 27 siswa,
c. Nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 50,
d. Nilai rata-rata mencapai 72
Lembar Pengamatan.Siklus II
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada Siklus II, maka ditemukan hasil kegiatan pengembangan sesuai dengan pengamatan teman sejawat sebagai berikut :
1. Dari hasil pengamatan pada kegiatan inti pembelajaran yaitu peserta didik
Sudah banyak memahami mengenai materi pengurangan bilangan bulat.
2. Peserta didik lebih aktif daripada kegiatan siklus dan merasa tertarik dengan pembelajaran karena guru menggunakan metode demonstrasi dan model kooperatif.
3. Keaktifan siswa terlihat maksimal karena kelompok yang dibentuk oleh guru sudah sesuai anggotanya.
Lembar Refleksi Siklus II
Setelah penulis bersama teman sejawat melaksanakan pengamatan, kemudian peneliti melaksanakan hasil refleksi pada pelaksanaan kegiatan pembelajaaran pengurangan bilangan bulat hasilnya kurang memuaskan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Dari Setiap Siklus
1. Pra Siklus
Pada pra siklus penulis menggunakan data awal yaitu nilai ulangan formatif harian, dari data 27 siswa, 11 siswa sudah tuntas dan ada 16 siswa belum tuntas, dengan rata-rata hanya 61,74, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Dengan kondisi seperti ini pembelajaran matematika khususnya materi operasi hitung pengurangan bilangan bulat hasilnya kurang memuaskan, karena guru dalam pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja atau penjelasan tidak menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak memahami konsep operasi hitung pengurangan bilangan bulat
2. Siklus I
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I dilihat dari perolehan hasil ulangan tes formatif dari 27 siswa, 15 siswa sudah tuntas dan ada 12 siswa yang belum tuntas belajar, dengan rata-rata mencapai 65,55, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Dengan modus ini berarti merupakan hasil yang sudah cukup baik, maka dalam perbaikan pembelajaran siklus I yang perlu ditekankan dalam proses pembelajaran menggunakan metode dan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pada pembelajaran matematika dengan materi pokok operasi hitung pengurangan bilanganbulat, dengan menerapkan metode kooperatif dengan menggunakan alat peraga manik-manik sangat nampak pada akhir pembelajaran terjadi peningkatan dibandingkan dengan mengajar hanya menggunakan ceramah saja tanpa menggunakan media pembelajaran. Tentunya dalam proses pembelajaran siswa dilibatkan, segala sesuatunya siswa lebih banyak berperan dan aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator saja.
Dalam perbaikan pembelajaran siklus I masih terdapat 12 siswa yang belum menguasai, memahami dan menjawab pertanyaan serta nilai ulangan belum tuntas. Hal ini disebabkan guru belum maksimal dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan seperti penggunaaan alat peraga masih belum maksimal, kurang memberikan bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini akan menjadi perhatian yang serius dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II.
3. Siklus II
Kekurangan dan kelemahan dalam proses perbaikan pada siklus I mendorong guru untuk lebih mengoptimalkan aktifitas-aktifitas pembelajaran yang belum tercapai diantaranya pembahasan materi pembelajaran dan pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada siklus II interaksi timbal balik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa sudah terlihat. Interaksi seperti ini terjadi karena guru menggunakan pembelajaran kooperatif dan guru sudah menerapkan metode bervariasi yaitu metode demonstrasi dengan menggunakan media manik-manik dan dikolaborasikan dengan metode tanya jawab.
Motivasi belajar siswa semakin meningkat karena dalam pembbelajaran guru menyampaikan materi dengan jelas dan runtut disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang cukup menarik siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya peningkatan aktifitas-aktifitas dalam proses pembelajaran membawa efek yang positif dalam pencapaian prestasi siswa. Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes formatif adanya peningkatan yang sangat memuaskan. Dari data 27 siswa yang mendapat nilai tuntas ada 24 siswa atau 89 % dan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 11 %, dengan rata-rata mencapai 72,22, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Dengan demikian perbaikan pembelajaran siklus II dianggap berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya hanya perlu bimbingan khusus terhadap 3 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran operasi hitung pengurangan bilangan bulat.
4. Deskripsi Temuan
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II ternyata terjadi kenaikan aktifitas dan hasil belajar siswa pada setiap sikluanya. Keberhasilan proses perbaikan pembelajaran pada setiap siklus penulis dalam mengajar menggunakan metode demonstrasi dan metode drill / latihan serta media manik-manik pada materi pembelajaran operasi hitung pengurangan bilangan bulat.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara atau teknik yang dilakukan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Cardille (1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan atau peragaan secara tepat (Canei, 1986 : 38). Dari batasan ini, nampak bahwa metode ini ditandai dengan adanya tindakan dan prosedur yang disertai dengan penjelasan, ilustrasi atau pernyataan secara lisan maupun visual. Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas ( Winarno, 1980 : 87 ).
Dengan mempedulikan batasan metode demonstrasi seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukan atau memeragakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
Latihan adalah suatu teknik yang mengajar serta mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki kemampuan dan keterampilan lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Dalam metode ini sering digunakan oleh guru kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan setiap siklus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Penggunaan metode kooperatif dan penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Dengan keaktifan proses belajar mengajar yang baik, maka prestasi siswa ikut meningkat, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.
Metode drill dengan soal-soal bervariasi secara runtut dapat memberi efek positif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dengan diadakannya perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II hasil prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, dari data 27 siswa sebanyak 24 siswa ( 87 % ) sudah tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa ( 13 % ), nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata kelas 72,17.
B. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru didalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain :
1. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan seperti membuat RPP, menyediakan alat Bantu mengajar ( alat peraga ) sehingga akan lebih mudah dalam menstransfer materi saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.
3. Dalam proses pembelajaran guru dituntut kreatif, inovatif dalam menyusun strategi dan model pembelajaran.
4. Dalam proses pembelajaran siswa harus dilibatkan dan diberi kesempatan lebih banyak untuk berlatih.
5. Disamping itu berdasarkan pengalaman melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK, guru hendaknya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan seperti KKG, sehingga bilamana menemui kesulitan dalam proses pembelajaran dapat dicari solusinya bersama teman-teman sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
Kariadinata (2009: 1). Pengertian PAIKEM. Di unduh 2 Februari 2014 jam 08.00
dari http://duniagil.wordpress.com/2011/03/07/38/
________. Pengertian Metode Pembelajaran. Di unduh 2 Februari 2014 jam
08.00 WIB dari http://liputaninfo.blogspot.com/2012/10/strategi-belajar-mengajar.html
Darhim. (1993). Workshop Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdikbud –
Karunia UT.
Didi Suryadi (1997). Alat Peraga dan Media Pengajaran Matematika. Jakarta :
Ditjen Dikdasmen Depdikbud – Karunia UT.
Ahmad D. 1994. Pengelolaan Kelas di SD. Jakarta : Depdikbud.
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Hidayat, Taofik. 2004. Titian Mahir Matematika Kelas IV. Jakarta : Visindo
Media Persada.
Muhsetyo, Gatot, dkk. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Suciati, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim Fokus. 2011. Lembar Kerja Siswa Matematika SD. Solo : CV. Sindunata.
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka
.
Wardhani, IGK, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarat : Universitas Terbuka.