Mahasiswa UT, Contoh Karil UT Pendas – Membuat Karil atau karya ilmiah bagi mahasiswa adalah salah satu bentuk dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah agar mahasiswa dapat memberikan dan menyebarluaskan gagasannya kepada masyarakat luas.
Khusus bagi mahasiswa Universitas Terbuka, membuat Karil adalah salah satu syarat kelulusan selain mengikuti TAP, karena di perkuliahan UT tidak mengenal skripsi.
Untuk mahasiswa jurusan Pendas atau Pendidikan Dasar seperti Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Indonesia dan lainnya, berikut contoh karil UT Pendas yang dapat menjadi gambaran bagaimana membuat karil yang baik, semoga membantu.
***
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KONSTITUSI MELALUI METODE INTERAKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS VIII B SMP NEGERI 1 MERAWANG
Disusun Oleh :
AGUSTINO
ABSTRAK
Penelitian mengenai meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 1 Merawang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi konstitusi dengan menggunakan metode interaktif dan media gambar. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2013, yang melatar belakangi penelitian ini adalah guru tidak menggunakan mtode mengajar yang tepat dimana dalam pembelajaran terjadi satu arah, dimana guru mendominasi pembelajaran sedangkan siswa dibiarkan pasif dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga guru akan semakin profesional dalam menjalankan tugasnya dengan menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan refleksi pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui 3 siklus perbaikan pembelajaran, subjek pelaku pembelajaran adalah guru PKn kelas VIII, dan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII B semester I tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 1 Merawang. Data yang dikumpulkan melalui hasil evaluasi, catatan observasi. Dari penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata siswa selama proses perbaikan dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan mencapai 87,50, dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 72, dan selama perbaikan pembelajaran keaktifan siswa juga mengalami peningkatan pada siklus III mencapai 100 %. Dari hasil pelaksananaan Penelitian Tindakan Kelas, siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dan media gambar dapat meningkakan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang kecamatan Merawang Kabupaten Bangka pada mata pelajaran PKn Kompetensi konstitusi .
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Interaktif, Media Gambar.
***
Latar Belakang
Pembangunan dalam konteksnya dengan perkembangan bangsa memiliki makna sebagai pembangunan manusia seluruhnya dan pembangunan yang optimal tidak lepas dari peran manusia sebagai faktor penentu dari proses pembangunan. Salah satu upaya dalam rangka memperbaiki kualitas dan potensi sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan tercapainya kualitas manusia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan zaman yakni perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, keberhasilan adalah hal utama yang diupayakan oleh setiap guru. Merupakan kepuasan tersendiri jika kita memberikan atau menyajikan materi pelajaran kepada siswa dengan waktu yang sedikit serta alat peraga yang sederhana dapat diterima, dibuktikan dengan dilakukannya evaluasi pada akhir pelajaran menunjukkan hasil belajar yang sangat signifikan. Banyak komponen yang mendukung dalam keberhasilan proses belajar mengajar, di antaranya adalah guru, siswa, metode, ruang kelas dan alat peraga. Sementara ini yang menjadi komponen utama keberhasilan dalam belajar adalah guru. Asumsi kebanyakan orang tentang prestasi akan baik dan kurang baik tersorot hanya kepada guru. Padahal keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak hal. Guna mengantisipasi asumsi tersebut, sebagai guru harus menyikapi dengan tepat.
Read more... / Baca selengkapnya...
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik, tampak bahwa peserta didik dan pendidik merupakan faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan. Namun, realitas menunjukkan bahwa masih banyak ditemui hambatan pelaksanaan di lapangan dalam upaya melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, pendidik mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap, seta keterampilan seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pendidik saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik.
Karakter materi pelajaran harus dipahami benar agar kita memberikan materi baru dapat diterima dengan cepat. Metode yang tepat diharapkan membantu siswa dalam penerimaan dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diterimanya.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dapat dilakukan dengan konteks berbangsa dan bernegara melalui kehidupan sosial lingkungannya, sehingga guru sebagai pendidik dapat menggali potensi yang telah dimiliki oleh siswa melalui lingkungannya sendiri. Dengan demikian pembelajaran tidak akan monoton dan guru tidak akan mendominasi pembelajaran.
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Merawang, tergolong mata pelajaran yang kurang digemari. Hal ini terlihat dari hasil atau nilai tes yang diperoleh siswa menunjukkan nilai yang kurang memuaskan, sehingga penulis berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa, dengan mencoba menggunakan metode pembelajaran yang tepat yaitu metode interaktif dengan media gambar pada materi lambang konstitusi.
Saat peneliti memberikan materi tentang konstitusi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Saat observasi awal, siswa masih belum memahami materi dengan baik. Saat pembelajaran siswa juga kurang bersemangat. Saat ditanya mengapa mereka tidak bersemangat sehingga hasil belajarnya tidak maksimal, siswa mengeluhkan kesulitan mereka dalam memahami materi konstitusi karena alur materi dan soal yang masih sulit mereka pahami dan banyak hafalan.
Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa yang rata-ratanya masih rendah. Dari 34 orang siswa hanya 9 orang atau 26,47 % yang mendapat nilai di atas kreteria ketuntasan minimal (KKM) 72,00. Hal ini berarti nilai yang diperoleh jauh dari nilai keberhasilan. Kelemahan guru kurangnya media pembelajaran dan suara guru kurang jelas. Harapan guru menginginkan nilai yang memuaskan, oleh karena itu guru harus berusaha agar harapan tersebut dapat terwujud. Dalam rangka mewujudkan harapan itu maka guru perlu mengadakan penelitan tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dan media gambar yang dianggap tepat, diupayakan secara terpadu supaya kemampuan siswa dalam menguasi soal konstitusi.
Berdasarkan kondisi di atas, peneliti berasumsi bahwa pembelajaran materi konstitusi akan menarik dan akan meningkatkan kemampuan siswa bila disajikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Atas dasar itulah, peneliti tertarik untuk menerapkan metode interaktif dengan media gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konstitusi. Dengan penggunaan metode ini, diharapkan agar minat siswa belajar Pendidikan Kewarganegaraan akan meningkat sehingga hasil belajar mereka juga akan semakin baik.
Berdasarkan kondisi di atas, peneliti melakukan refleksi diri dengan berdiskusi dengan supervisor 2, dan hasil refleksi penulis didapatkan beberapa kelemahan dalam proses belajar mengajar yaitu, dalam proses belajar mengajar komunikasi hanya terjadi satu arah dimana guru mendominasi sedangkan siswa dibiarkan pasif dalam pembelajaran, dilihat dari materi pembelajaran, ternyata materi dapat disampaikan melalui penggunaan media pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah dalam mencerna materi pelajaran. Dan dengan hasil refleksi tersebut maka penulis menindaklanjutinya dengan melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan sebanyak tiga siklus perbaikan pembelajaran dengan judul : “Upaya meningkatkan hasil belajar P Kn materi Konstitusi melalui metode interaktif dengan media gambar di kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang”.
***
Sebagai seorang mahasiswa Universtias Terbuka, memahami teknik penulisan karya ilmiah menjadi aspek yang krusial. Sehingga kita dapat menyusunnya tanpa melibatkan jasa pembuatan karya ilmiah dan tanpa menggunakan joki karya ilmiah. Namun, tetap menghasilkan suatu karya tulis yang berkualitas.
Selain itu, penting juga untuk memahami cara publikasi karya ilmiah, baik dalam bentuk buku karya ilmiah maupun artikel karya ilmiah. Semua elemen ini bersama-sama membantu peneliti dan penulis mencapai standar tertinggi dalam dunia akademik.
Selengkapnya dapat di buka dihalaman: “Contoh Karil UT Pendas: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KONSTITUSI MELALUI METODE INTERAKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR”