ANALISIS POLA KOLOKASI PADA
BUKU “AN OUTLINE OF AMERICAN HISTORY”
NGABDUL KHALIM
021604355
Program S1 Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan
Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
021604355@ecampus.ut.ac.id
ABSTRAK
Bahasa Inggris adalah bahasa yang kaya akan kosakata. Kekayaan ini tampak dari jumlah kata yang terdapat dalam bahasa tersebut, yang kini mencapai seperempat juta kata. Jumlah ini akan bertambah tiga kali lipat apabila istilah teknis dan regional juga dimasukkan. Dengan kekayaan kosakata inilah, bahasa Inggris memiliki cara tersendiri dalam mengatur kosakatanya untuk saling berhubungan dengan satu sama lain. Salah satunya yaitu dengan kolokasi (collocation). Kolokasi atau penyandingan kata biasa dilakukan penutur jati bahasa Inggris dalam menggunakan bahasanya. Kolokasi pada umumnya terjadi dalam dua hal, yakni struktur dan leksikon. Kolokasi yang mengharuskan hadirnya struktur gramatikal tertentu sebagai perikutan dari kata tertentu disebut kolokasi gramatikal, dan kolokasi yang melibatkan penggabungan leksikon dinamakan kolokasi leksikal. Keduanya kemudian membentuk pola gramatikal dan pola leksikal. Dan pelanggaran terhadap kedua jenis pola ini dapat menyebabkan ketidakwajaran atau kejanggalan bagi penutur jati yang mendengarnya. Oleh karena itu, mempelajari kolokasi menjadi penting untuk dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melihat pola gramatikal dan pola leksikal yang terdapat pada buku An Outline of American History.
Kata kunci : kolokasi, pola gramatikal, pola leksikal
PENDAHULUAN
Bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional yang digunakan hampir di seluruh dunia, baik sebagai bahasa pertama maupun sebagai bahasa kedua. Hal ini tak lepas dari sejarah kerajaan Inggris yang pernah menguasai hampir sepertiga dunia, sehingga membantu penyebaran bahasa Inggris ke berbagai benua dan negara. Selain faktor perkembangan politik tersebut, kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Inggris pada awal abad ke-19 juga turut mengukuhkan posisinya untuk diterima sebagai bahasa internasional. Pada masa Revolusi Industri tersebut, bangsa Inggris menjelma menjadi pemimpin dalam bidang industri dan perdagangan, sebagai akibat dari penemuan mesin industri dan teknologi transportasi. Imbasnya, bahasa Inggris pun mengalami perkembangan pesat dengan masuknya istilah-istilah baru yang jumlahnya mencapai ribuan (Crystal, 2003).
—Baca juga: Cara Parafrase Karil dan Tesis Universitas Terbuka—
Jumlah istilah ini terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Bahkan Oxford English Dictionary, 2nd Edition dalam 20 volumenya kini telah mencatat kurang lebih seperempat juta kata dalam entrinya. Jumlah ini belum termasuk istilah teknis dan regional yang jika disertakan dapat menyumbang hingga setengah juta entri lagi (https://en.oxforddictionaries.com)
Dengan banyaknya kosakata inilah, maka pembelajar bahasa Inggris perlu mempelajari cara menyandingkan kata untuk membentuk frasa, kalimat, dan teks dengan baik dan benar. Sehingga pada gilirannya mereka dapat mengekspresikan diri mereka secara lisan maupun tulisan dengan benar dan lancar (Benson, Benson, & Ilson, 2010).
Penyandingan kata ini dalam bahasa Inggris lebih lanjut disebut dengan collocation (kolokasi). O’Del dan MacCarthy (2008) mendefinisikan kolokasi sebagai “a pair or group of words that are often used together” (p.6) atau pasangan atau kelompok kata yang sering digunakan bersama. Pasangan kata ini akan terdengar wajar bagi penutur jati yang mendengarnya. Dan pelanggaran terhadapnya dapat menyebabkan kejanggalan bagi mereka.
Meskipun demikian, pada kenyataanya masih sering dijumpai kesalahan kolokasi (collocation errors), khususnya dalam penulisan bahasa Inggris. Sebagai contoh, pada abstrak Tugas Akhir berjudul The Effectiveness of English Teaching and Learning Process in Superior Class at MTs Negeri Borobudur, Magelang (UGM, 2014), yang disusun oleh Nur Arifah, dinyatakan “Those factors are really needed to improve and its purpose is to advance the interest in learning English language” (p.xiii). Kalimat ini mengandung dua kesalahan kolokasi, yakni really needed yang seharusnya much atau badly needed dan to advance the interest yang semestinya to develop the interest. Selanjutnya, artikel ilmiah dengan judul Face and Politeness Phenomena in the Changing China yang termuat pada Jurnal Makara Sosial Humaniora UI Juni 2005 juga memerlihatkan kekeliruan serupa. Pada bagian Pendahuluan disebutkan “Contained in this jen are all warm human feelings that qualify and constitute an ideal person, who will always be considerate about others” (Aziz, 2005, p.2). Considerate dalam konteks ini seharusnya bersanding dengan kata towards, karena bagaimana pun about tidak pernah menjadi pasangan dari kata considerate.
Beralih ke ranah industri, Mayora pada kemasan Teh Pucuk Harum membubuhkan kalimat “Jasmine tea drink is made with selected bud of tea leaves, with refreshing jasmine extract.” Phrasal verb made with seyogiannya diganti dengan made of, mengingat made with harus diikuti oleh lebih dari satu bahan, dan made of oleh bahan utamanya. Kemudian, pada website Wonderful Indonesia, yang merupakan situs resmi Kementerian Pariwisata (www.indonesia.travel), dituliskan pada bagian History, “Later, in search for the Spice Islands the Portuguese and Spaniards arrived in these islands sailing around the Cape of Good Hope in southern Africa.” Penyandingan in search dengan for dalam bahasa Inggris tidaklah tepat. Alasannya yaitu telah menjadi kebiasaan penutur jati bahasa Inggris untuk menggunakan in search of.
Melihat kekeliruan-kekeliruan di atas, maka penulis dalam karya ilmiah ini mencoba mendeskripsikan kolokasi bahasa Inggris serta menganalisis penggunaannya dalam buku yang ditulis langsung oleh penutur jati. Tujuannya yaitu agar diketahui pola pemakaiannya dalam penulisan. Judul buku yang dipilih untuk karya ilmiah ini adalah “An Outline of American History”, yang diterbitkan tahun 1990. Alasan pemilihan judul ini tak lain karena menurut penulis buku ini menarik untuk diulas, dan penulis memiliki versi cetaknya, sehingga menjadi sumber yang autentik untuk diteliti. Di samping dua alasan tersebut, berdasarkan pengamatan penulis, kajian tentang kolokasi bahasa Inggris di Indonesia masih sangat jarang dilakukan.
Read more... / Baca selengkapnya...
- Rumusan Masalah (Research Question)
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pola kolokasi pada buku An Outline of American History?
- Tujuan Penulisan (Objective)
Adapun tujuan ditulisnya karya ilmiah ini adalah untuk mendiskripsikan pola kolokasi yang terdapat pada buku An Outline of American History.
Manfaat yang diharapkan dari penulisan karya ilmiah ini antara lain:
- Teoritis
Pembaca dapat mengetahui penggunaan kolokasi bahasa Inggris yang baik dan benar.
- Praktis
Pembaca dapat menjadikan karya ilmiah ini sebagai referensi mengenai pola kolokasi bahasa Inggris.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kualitatif. Data diperoleh dengan cara mengkaji buku “An Outline of American History” secara langsung pada beberapa bagiannya. Kolokasi yang ditemukan pada bagian tersebut kemudian dijadikan objek penelitian dan dianalisis pola-polanya, baik secara gramatikal maupun secara leksikal. Pola gramatikal merupakan pola kolokasi yang melibatkan suatu kata dominan dan struktur gramatikal tertentu dalam susunannya, sementara pola leksikal adalah pola kolokasi yang tidak memiliki kata dominan dan berstruktur “kata + kata” (Benson, Benson, & Ilson, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Istilah kolokasi (collocation) pertama kali diperkenalkan oleh Firth pada tahun 1957. Mulanya kolokasi dianggap sebagai makna leksikal dan diterapkan pada tataran sintakmatik. Secara skematis, hubungan sintakmatik digambarkan sebagai hubungan leksikal pada sumbu horizontal. Hal ini berlawanan dengan hubungan paradigmatik yang berada pada sumbu vertikal. Hubungan sintakmatik dan paradigmatik dapat dicontohkan dengan kalimat “John ate the apple”. Kata apple pada kalimat tersebut dapat digantikan secara vertikal dengan kata lain yang berkelas kata sama seperti orange, sandwich, steak, dan chocolate, sehingga dapat dikatakan bahwa apple mempunyai hubungan paradigmatik dengan kata-kata tersebut. Sedangkan John dapat bersanding secara horizontal dengan ate, sehingga keduanya membentuk hubungan sintakmatik. Kolokasi pada awalnya dikaitkan dengan hubungan sintakmatik antarkata yang berterima secara horizontal semacam ini (Gitsaki, 1996).
Gitsaki lebih lanjut menyatakan bahwa definisi akan konsep kolokasi masih belum mantap pada masa-masa berikutnya dan banyak ahli bahasa dan peneliti terus melakukan kajian terhadap bidang tersebut. Di antaranya yaitu Halliday, McIntosh, & Strevens (1964), Ridout & Waldo-Clarke (1970), Backlund (1973, 1976), Seaton (1982), Crystal (1985), Cruse (1986), dan Zhang (1993). Dari berbagai kajian tersebut kemudian diperolehlah konvensi umum bahwa kolokasi adalah “the tendency of a lexical item to co-occur with one or more other words” (p.115) atau kecenderungan suatu item leksikal untuk muncul bersama dengan satu kata lain atau lebih.
Konsep yang lebih jelas dan sistematis untuk kolokasi kemudian berangkat dari Benson, Benson, & Ilson (2010). Mereka menyusun kamus kolokasi bahasa Inggris the BBI Combinatory Dictionary of English, 3rd Edition, yang merupakan pembaruan dari edisi-edisi sebelumnya (1986 dan 1993) dan perkembangan dari Explanatory Combinatorial Dictionary (ECD), yang disusun oleh Melchuk (1988). Mereka melihat fenomena kolokasi sebagai:
“certain words regularly combine with certain other words or grammatical constructions. These recurrent, semi-fixed combinations, or collocations, can be divided into two groups: grammatical collocations and lexical collocations. Grammatical collocations consist of a dominant word — noun, adjective/participle, verb — and a preposition or a grammatical construction. Lexical collocations, on the other hand, do not have a dominant word; they have structures such as the following: verb + noun, adjective + noun, noun + verb, noun + noun, adverb + adjective, adverb + verb.” (Benson, Benson, & Ilson, 2010, p.xiii)
Dari penjelasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Kolokasi, atau dikenal juga dengan kombinasi semitetap, ialah fenomena bersandingnya kata tertentu dengan kata atau konstruksi gramatikal tertentu secara teratur.
- Kolokasi dikelompokkan ke dalam dua jenis: kolokasi gramatikal dan kolokasi leksikal.
- Kolokasi gramatikal tersusun atas (p.xix):
Kata dominan + Konstruksi gramatikal |
noun
adjective
verb |
preposition
infinitive
clause |
- Kolokasi leksikal memiliki struktur (p.xxxi – xxxiv):
verb + noun
adjective + noun
noun + verb
noun + noun
adverb + adjective
verb + adverb
Pola kolokasi yang diusulkan oleh Benson, Benson, dan Ilson ini selanjutnya diterapkan dalam analisis pemakaian kolokasi pada buku An Outline of American History. Bagian yang diambil adalah Chapter 3: The Formation of a National Government (Introduction), p.41-42.
- The success of the Revolution gave Americans the opportunity to give legal form to their political ideals as expressed in the Declaration of Independence, and to remedy some of their grievances through state constitutions. (Paragraf 1, Kalimat 1)
Keterangan:
- Give dalam bahasa Inggris dapat berobjek tunggal (monotransitive) maupun ganda (ditransitive). Pada kalimat di atas, give memiliki objek ganda, yakni Americans (objek tak langsung/ Indirect Object) dan the opportunity (objek langsung/ Direct Object).
- Opportunity berkelas kata noun dan biasanya diikuti oleh infinitive (to + V1), seperti to give pada kalimat yang diberikan.
- Declaration juga memiliki kelas kata noun dan preposition of sering kali mengikuti kata ini seperti pada frasa the Declaration of Independence di atas.
- Dalam ranah politik, ideal biasa disandingkan dengan kata political. Tetapi, kata ini juga bisa digunakan bersama dengan kata dari ranah lain seperti moral dan ethical.
- Untuk menyatakan “konstitusi negara”, penutur jati kerap menyandingkan consitution dengan state atau federal.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
give [verb] + Americans [IO] + the opportunity [DO] |
opportunity [noun] + to give [infinitive] |
declaration [noun] + of [preposition] |
Pola leksikal |
political [adjective] + ideal [noun] |
state [adjective] + constitution [noun] |
- Today, Americans are so accustomed to living under written constitutions that they take them for granted. (Paragraf 1, Kalimat 2)
Keterangan:
- Accustomed to dapat diikuti noun dan gerund (V-ing). Dalam kalimat, frasa tersebut diikuti oleh gerund berupa living.
- Dalam bahasa Inggris, constitution berkolokasi dengan written untuk membentuk makna “konstitusi tertulis”. Dengan cara yang sama, unwritten sebagai antonimnya dapat bersanding dengan noun tersebut.
- Granted biasa dimunculkan dengan ungkapan take somebody/ something for dan mengandung makna “menerima dengan yakin”.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
accustomed to [ungkapan] + living [gerund] |
Pola leksikal |
written [adjective] + constitution [noun] |
take them for [ungkapan] + granted [adjective] |
- Yet the written constitution was developed in America and theirs is among the earliest in history. (Paragraf 1, Kalimat 3)
Keterangan:
Untuk mengatakan “dalam sejarah”, penutur jati menggunakan preposisi in (+ history), bukan on, at, over, dan semacamnya.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
in [preposition] + history [noun] |
- As early as May 10, 1776, Congress had passed a resolution advising the colonies to form new governments “such as shall best conduce to the happiness and safety of their constituents.” (Paragraf 2, Kalimat 1)
Keterangan:
- Pass merupakan salah satu verba yang sering disandingkan penutur jati dengan resolution untuk mengungkapkan makna “menyetujui”.
- Secara gramatikal, advise mempunyai perikutan berupa objek (the colonies) dan infinitive (to form).
- Telah menjadi kebiasaan penutur jati untuk mengatakan “membentuk suatu pemerintahan” dengan form a government. Sehingga form dan government merupakan suatu kolokasi.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
advise [verb] + the colonies [O] + to form [infinitive] |
Pola leksikal |
pass [verb] + resolution [noun] |
form [verb] + government [noun] |
- But it is significant that it was in the actual drafting of these state constitutions that the American Revolution was accomplished. (Paragraf 3, Kalimat 3)
Keterangan:
- Adjektiva significant pada umumnya hadir dalam kalimat dengan struktur: it + be + significant + that clause (that + S + V).
- Nomina constitution dapat diikuti pula oleh that clause. Contohnya yaitu constitutions that the American Revolution was accomplished.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
It + is [be] + significant [adjective] + that was in… [that clause] |
constitution [noun] + that American Revolution was accomplished [that clause] |
- Virginia’s, which served as a model for all the others, included a declaration of principles, … (Paragraf 4, Kalimat 3)
Keterangan:
- Penutur jati kerap mengkolokasikan verba serve dan preposisi as ketika menginginkan arti “berfungsi sebagai”.
- Hal yang sama juga dilakukan penutur jati dengan menggabungkan nomina model dan preposisi for sebagai padanan dari “model untuk”.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
serve [verb] + as [preposition] |
model [noun] + for [preposition] |
- Moreover, all the constitutions paid allegiance to the three-branch structure of government … (Paragraf 5, Kalimat 2)
Keterangan:
Nomina allegiance telah dikolokasikan oleh penutur jati dengan preposisi to dan maknanya adalah “kesetiaan kepada”. Preposisi lain seperti for, on, dan toward tidak bisa menggantikannya.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
allegiance [noun] + to [preposition] |
- While the thriteen colonies were being transformed into states and were adjusting themselves to the conditions of independence, … (Paragraf 6, Kalimat 1)
Keterangan:
- Ketika transform hadir bersama into, makna yang terbentuk yaitu “berubah menjadi”.
- Untuk mengatakan “menyesuaikan dengan”, penutur jati selalu menyandingkan adjust dengan to (bukan with).
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
transform [verb] + into [preposition] |
adjust [verb] + to [preposition] |
- Separated by mountain ranges and hundreds of kilometers from the centers of political authority in the east, the inhabitants established their own governments. (Paragraf 7, Kalimat 4)
Keterangan:
- Mountain dan ranges muncul bersamaan dalam banyak waktu. Kolokasi ini mempunyai arti “deretan pegunungan”.
- “pusat dari” acap kali diungkapkan oleh penutur jati dengan kolokasi nomina center dan preposisi of.
- Ungkapan in the biasa ditambahkan sebelum kata east, south, west, dan north.
Kesimpulan:
Pola gramatikal |
center [noun] + of [preposition] |
in the [ungkapan] + east [noun] |
Pola leksikal |
mountain [noun] + ranges [noun] |
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kolokasi yang terdapat pada bagian tersebut mengikuti dua pola: pola gramatikal dan pola leksikal. Pola gramatikal pada umumnya merupakan gabungan dari adjective, noun, verb, ungkapan dan preposition, infinitive, clause, atau struktur gramatikal lain seperti gerund. Sementara pola leksikalnya terbentuk dari adjective dan noun, verb dan noun, noun dan noun, serta ungkapan dan adjective.
Sehubungan dengan pola kolokasi ini, penulis menyarankan pembaca untuk memperhatikan kolokasi dalam menggunakan bahasa Inggris, utamanya saat menulis. Karena kolokasi bahasa Inggris dalam beberapa kasus tidak dapat diperoleh hanya dengan pemadanan kata per kata atau pemadanan harfiah dari bahasa Indonesia. Akan tetapi memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang budaya atau kebiasaan berbahasa penutur jatinya. Dan sebagai referensi untuk memudahkan pencarian kolokasi ini dapat digunakan sumber offline maupun online seperti Kamus Kombinasi BBI dan http://www.freecollocation.com.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Nur. (2014). The effectiveness of English teaching and learning process in
superior class at MTs Negeri Borobudur, Magelang [Diploma Thesis], xiii.
September 26, 2017. Gadjah Mada University.
https://repository.ugm.ac.id/129584/
Aziz, E. Aminudin. (June 2005). Face and politeness phenomena in the changing
China. Makara Journal of Social Sciences and Humanities, 9 (1), 2. September
26, 2017. The University of Indonesia, Department of English Education,
Faculty of Language and Art Education.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/2bd834d0d6ef8c218694054c86
ff2bb16e63bed7.pdf
Benson, M., Benson, E., & Ilson, R. (2010). The BBI combinatory dictionary of
English (3rd Ed.). Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.
Crystal, David. (2003). English as a global language (2nd Ed.). New York:
Cambridge University Press.
Gitsaki, Christina. (1996). The development of ESL collocational knowledge
[PhD Thesis], 114-115. The University of Queensland, Centre for Language
Teaching and Research. November 7, 2017.
https://espace.library.uq.edu.au/view/UQ:205374/chapters1_6.pdf
How many words are there in the english language?. (n.d.). October 13, 2017.
https://en.oxforddictionaries.com/explore/how-many-words-are-there-in-the-
english-language
O’Dell, Felicity & McCarthy, Michael. (2008). English collocations in use:
Advanced. Cambridge: Cambridge University Press.
The Ministry of Tourism, Republic of Indonesia. (n.d.). History. September 28,
2017. http://www.indonesia.travel/en/facts/history
United States Information Agency. (1990). An outline of American history.
Washington, DC: Author.