Mahasiswa UT, Manajemen Penyelesaian Konflik dan Contohnya – Tulisan ini merupakan jawaban untuk diskusi pada perkuliahan Tuton UT untuk mata kuliah Manajemen.
***
Konflik lumrah terjadi, pun ditempat Anda bekerja atau berorganisasi. Manajemen diperlukan untuk mengatasi konflik. Bagaimana tanggapan Anda tentang manajemen konflik? Berikan contoh kasusnya.
***
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
—Baca juga:Materi Manajemen Sumber Daya Manusia—
Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya.
Menurut Gibson (1977:347) hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing– masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri–sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
—Baca juga:8 Langkah Manajemen Stategik John M. Bryson—
Manajeman konflik ada dan diciptakan sebagai bentuk usaha menyelesaikan suatu konflik sebelum konflik tersebut merugikan salah satu pihak atau semua pihak yang terlibat.
Menurut Howard Ross (1933), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
—Baca juga:Contoh Penerapan Manajemen dalam Kehidupan Sehari-hari—
Seperti yang disampaikan Ross diperlukan pihak netral yang dapat memberikan masukan agar kedua pihak yang terlibat mengambil jalan keluar positif yang diambil secara mufakat.
Walau sedikit diluar kontek, contoh kasus penggunaan manajemen konflik Konferensi Tiga Negara yang dulu pernah dilakukan pemerintah Indonesia dapat di jadikan contoh. Indonesia menunjuk Australia, Belanda menunjuk Belgia, lalu Australia dan Belgia menunjuk Amerika Serikat untuk sama-sama berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi diantara Indonesia dan Belanda.