Mahasiswa UT, Dalam dunia sastra, penikmat puisi seringkali mencari karya yang tidak hanya mengandung keindahan kata, tetapi juga menggugah pemikiran. Namun, sulit untuk menemukan puisi yang mampu memadukan kedua elemen tersebut. Salah satu bentuk puisi yang berhasil memunculkan perenungan sambil menyajikan kebijakan tajam adalah epigram. Contoh puisi epigram, seperti yang diungkapkan oleh Robert Frost, “Education is the ability to listen to almost anything without losing your temper or your self-confidence,” menyoroti esensi kebijaksanaan dalam mendengarkan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih jauh tentang keindahan dan kebijaksanaan yang terkandung dalam contoh puisi epigram.
Apa itu puisi Epigram?
Puisi epigram adalah bentuk puisi singkat yang biasanya terdiri dari dua baris atau beberapa baris pendek. Ciri khasnya adalah mengandung pengamatan tajam atau humoris terhadap subjek tertentu, seringkali dengan kebijaksanaan atau ironi yang terkonsentrasi. Epigram menggabungkan kecerdasan kata-kata dalam penyampaian pesan yang singkat, memberikan refleksi mendalam atau pemikiran yang menyentuh dalam bentuk yang ringkas.
Contoh terkenal seperti “The only way to get rid of a temptation is to yield to it” oleh Oscar Wilde menunjukkan esensi puisi epigram yang pintar dan penuh makna dalam kata-kata yang singkat.
Contoh Puisi Epigram
Dalam pencarian sastra yang menggugah pemikiran, seringkali pembaca kesulitan menemukan karya puisi yang tidak hanya mempesona tetapi juga memiliki makna mendalam. Di sinilah peran puisi epigram muncul sebagai solusi yang memadukan kecerdasan dan kebijaksanaan dalam kata-kata.
Contoh puisi epigram, seperti “The best way to predict the future is to create it” karya Peter Drucker, mencerminkan kekuatan kata-kata singkat yang merangsang pemikiran.
Puisi Untuk Adik
karya: Wiji Thukul
apakah nasib kita akan terus seperti
sepeda rongsokam karatan itu?
o… tidak, dik!
kita akan terus melawan
waktu yang bijak bestari
kan sudah mengajari kita
bagaimana menghadapi derita
kitalah yang akan memberi senyum
kepada masa depanjangan menyerahkan diri kepada ketakutan
kita akan terus bergulatapakah nasib kita akan terus seperti
sepeda rongsokan karatan itu?
o… tidak, dik!
kita harus membaca lagiagar bisa menuliskan isi kepala
dan memahami duniasolo, 25 mei 87
AJARAN HIDUP
hidup telah mendidikmu dengan kerasagar bersikap sopan –misalnya buru-buru melepaskan topiatau sejenak menundukkan kepala –jika ada jenazah lewathidup juga telah mengajarmu merapikanrambutmu yang sudah memutih,membutlkan letak kacamatamu,dan menggumamkan beberapa larik doajika ada jenazah lewatagar masing dianggap menghormatilambang kekalahannya sendiri
Rakyat Adalah Sumber Ilmu
Oleh karena itu rakyat adalah guru.
Adalah sumber ilmu.
Rakyat adalah gua
di mana Kresna dan Arjuna
bertapa.
Rakyat adalah samudera luas
di mana Sang Bima
bertemu dengan Dewa Rucinya.Janganlah kita menunggu Ratu Adil.
Ratu Adil bukanlah orang.
Ratu Adil bukanlah lembaga.
Ratu Adil adalah keadaan
di mana ada keseimbangan
antara roh dan badan.Wahyu Cakraningrat tidak ada.
Wahyu Cakraningrat, Wahyu Pendeta Raja,
adalah impian deksura.Syahdan
di dalam alam hanyalah ada
Satu Wahyu.
Ialah Sabda.
Dan sabda adalah citra diri Tuhan.
Di dalam masyarakat manusia,
Sabda memiliki sembilan bayangan.
Itulah yang disebut sebagai sembilan wahyu.
Wahyu ahli agama.
Wahyu ahli alam.
Wahyu ahli kesenian.
Dan lalu:
Wahyu ahli obat-obatan.
Wahyu ahli pendidikan.
Wahyu ahli pertanian dan peternakan.
Selanjutnya:
Wahu Raja.
Wahyu menteri dan panglima.
Dan akhirnya: wahyu hakim.TIM, Jakarta, 12 Juli 1975
Sajak Ajaran Hidup
hidup telah mendidikmu dengan keras
agar bersikap sopan —
misalnya buru-buru melepaskan topi
atau sejenak menundukkan kepala —
jika ada jenazah lewat
hidup juga telah mengajarmu merapikan
rambutmu yang sudah memutih,
membetulkan letak kacamatamu,
dan menggumamkan beberapa lirik doa
jika ada jenazah lewat
agar masih dianggap menghormati
lambang kekalahannya sendiri
Perjalanan Usia
Anak-anak tumbuh dengan mendewasa
Akankah aku tumbuh menua?
Kelak meraka butuh lawan bicara
Apakah kala itu aku kakek pelupa?
Anak-anak tidak selamanya bayi
Meraka butuh tak hanya dimengerti
Mereka punya mata punya hati
Tidak cukup dengan harta diwarisi
Sampai kapan usiaku ditakdirkan
Sampai batas itulah aku dihadirkan
Sebagai orang tua sebagai teman
Sampai batas waktu yang ditentukan
Tak baik jika mereka disini saja
Hangat dipeluk rumah dan keluarga
Kehidupan itu pengembaraan jiwa
Dan mereka pengelana berikutnya
Jika tumbuh dewasa ada ujungnya
Jangan sampai menua sia-sia
Dalam perjalananku menyusuri usia
Apakah Puisi Epigram sama dengan Quote?
Meskipun epigram dan kutipan (quote) seringkali dapat memiliki kesamaan dalam bentuk kalimat pendek dan penuh makna, keduanya memiliki perbedaan. Epigram adalah bentuk puisi khusus yang cenderung mengandung humor, kebijaksanaan, atau ironi dalam bentuk yang sangat ringkas. Sementara itu, kutipan adalah bagian atau kalimat dari pidato, tulisan, atau ucapan seseorang yang diambil dan diulang kembali oleh orang lain.
Dalam konteks epigram, kadang-kadang sebuah epigram dapat menjadi kutipan jika kemudian diambil atau diulang oleh orang lain. Namun, tidak semua kutipan adalah epigram, dan tidak semua epigram merupakan kutipan. Perbedaan utamanya terletak pada fokus dan tujuan dari kalimat atau rangkaian kata tersebut. Epigram lebih cenderung memiliki unsur kecerdasan, humor, atau ironi, sementara kutipan dapat mencakup berbagai bentuk ekspresi.