Mahasiswa UT, Posisi dan Fungsi Sunnah Terhadap Al-Qur’an – As-Sunnah menurut para fuqaha’ adalah suatu perintah yang berasal dari Nabi SAW namun tidak bersifat wajib. Sunnah adalah satu dari hukum takfili yang lima, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.
Posisi dan fungsi Sunnah dalam Islam memiliki hubungan yang sangat penting dengan Al-Qur’an. Berikut ini adalah beberapa informasi mengenai posisi dan fungsi Sunnah dalam kaitannya dengan Al-Qur’an:
Penjelasan dan Klarifikasi
Sunnah berperan sebagai sumber penjelasan dan klarifikasi terhadap Al-Qur’an. Meskipun Al-Qur’an adalah sumber utama hukum Islam, terdapat sejumlah masalah atau situasi yang tidak diuraikan secara rinci dalam Al-Qur’an. Sunnah, yaitu hadis dan tindakan Rasulullah Muhammad, memberikan panduan lebih rinci tentang bagaimana mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hadis menjelaskan bagaimana Rasulullah memahami dan menjalankan ajaran-ajaran Al-Qur’an.
Tafsir Al-Qur’an
Sunnah juga berperan sebagai tafsir atau penafsiran Al-Qur’an. Hadis-hadis yang merujuk kepada ayat-ayat Al-Qur’an membantu dalam memahami konteks dan makna ayat-ayat tersebut. Sunnah memberikan wawasan tambahan tentang makna ayat-ayat Al-Qur’an dan bagaimana ayat-ayat tersebut diimplementasikan oleh Rasulullah.
Pengembangan Hukum Islam
Sunnah digunakan sebagai sumber hukum Islam yang penting. Selain ayat-ayat Al-Qur’an, hadis juga digunakan untuk membentuk hukum Islam yang lebih rinci, terutama dalam hal ibadah, muamalah (transaksi ekonomi), dan hukum pidana. Sunnah membantu dalam menentukan hukum-hukum yang tidak diberikan panduan spesifik dalam Al-Qur’an.
Etika dan Akhlak
Sunnah juga memberikan contoh perilaku dan etika yang harus diikuti oleh umat Islam. Rasulullah adalah teladan utama dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Sunnah memberikan panduan tentang bagaimana berperilaku, bersikap, dan beretika sesuai dengan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Pembelajaran Sejarah
Sunnah juga berfungsi sebagai catatan sejarah tentang kehidupan, perjuangan, dan pengajaran Rasulullah. Ini membantu umat Islam dalam memahami konteks sosial dan sejarah yang mempengaruhi pengembangan Islam sebagai agama.
Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua hadis dianggap sama dalam Islam, dan ada kriteria khusus yang digunakan untuk menilai keabsahan hadis. Hadis yang sahih (terpercaya) dianggap sebagai sumber yang kuat, sedangkan hadis yang lemah atau palsu tidak dianggap sebagai sumber yang dapat diandalkan.
Saat ini, terdapat berbagai koleksi hadis yang diakui oleh berbagai aliran dalam Islam, seperti koleksi Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawood, dan lain-lain. Umat Islam mengandalkan hadis-hadis dari koleksi ini bersama dengan Al-Qur’an untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.