4 Jenis Kemandirian

Mahasiswa UT  – 4 Jenis Kemandirian adalah sebuah karya dari seorang Nana Padmo. Bila merasa tertarik dengan tulisan dan pemikirannya silahkan ikuti akun sosial medianya. Karena disanalah beliau sering membagikan buah pikirannya.

***

Di Facebook Page-ku, ada yang meminta uraian tentang 4 Jenis Kemandirian.

Kebetulan, sudah kutulis di sebuah grup freethinker, tanggal 20 Mei 2020. Tapi baiklah, kutayangkan ulang di sini.

********

JADILAH APAPUN YANG KAU INGIN MENJADI.

Menurutku, orang yang masih tidak bisa menjadi dirinya sendiri, itu jelas memiliki masalah pada salah satu (atau semua) jenis kemandirian.

Ada 4 jenis kemandirian :

  • kemandirian finansial

Orang yang secara finansial masih disokong oleh orang lain, biasanya tidak bisa bersikap atau menentukan jalan hidupnya sendiri. Lha gimana mau ‘berdiri tegak’ jika makan saja (sebuah kebutuhan paling mendasar) masih harus dikasih oleh orang lain?

  • kemandirian psikologis

Orang-orang ini masih perlu dukungan atau approval, dari orang lain. Mereka terpenjara dalam rasa TAKUT ‘apa kata orang, nanti?’. Ini jelas bukan kemandirian psikologis. Kalau tidak direstui oleh orang lain (untuk melakukan ini atau itu, untuk menjadi ini atau itu, untuk bekerja di profesi ini atau itu), lalu menjadi ragu untuk melangkah.

  • kemandirian ideologis

Nggak mampu merasa yakin akan dirinya dan nggak mampu membangun serta memiliki keyakinan sendiri, boro-boro mampu menjalani hidup sesuai pilihannya sendiri. Tidak berani memiliki pendapat sendiri, idealisme sendiri apalagi hidup sesuai nilai-nilainya sendiri.

  • kemandirian spiritual

Nah, jika kemandirian jenis 1-3 saja tidak punya, NGIMPI BESAR kalau ngarep punya kemandirian spiritual (kemandirian nomor 4).

 

Orang yang mandiri secara spiritual, mampu membangun jalan keselamatannya sendiri. Tentu dengan berbekal aneka ajaran kehidupan maupun ajaran agama-agama. Biasanya mereka tidak menggantungkan diri pada pendapat pemuka agama tertentu secara taklid buta, melainkan mampu menyaring dan memilahnya karena mereka memiliki referensi yang kaya, menyimak banyak pemuka agama lainnya juga.

Baca juga:   Apakah Kita adalah Agen -Agen Pelestari Rape Culture?

Orang yang mandiri secara spiritual, PASTI memiliki perilaku baik dan manusiawi, meskipun tidak terlihat religius. Atau bahkan tidak memiliki agama sama sekali, tetapi perilakunya tetap baik. Tetap jujur, tetap amanah. Kemandirian spiritual adalah kesadaran yang adi luhung.

*****

Orang yang sudah memiliki 4 kemandirian ini, biasanya adalah orang yang TIDAK BISA DIMANIPULASI oleh siapapun.

Orang tua, keluarga besar, atau sahabat dan sihibit baik kita…. nggak bisa memaksakan kehendak mereka atas apa yang kita yakini. Nggak bisa menakut-nakuti kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Begitupun terhadap orang lain. Orang yang telah memiliki 4 kemandirian ini, biasanya juga toleran dan nggak ‘pusing’ sama pilihan hidup orang lain : Mereka mau beragama A, B, C, D ,E? Silakan. Apa urusannya dengan kita? Toh itu hidup dia. Dan toh semua ajaran agama menganjurkan kebaikan. (Contoh toleransi sebetulnya ada banyak. Tapi aku ambilkan saja 1 contoh yang biasanya bikin orang ‘ribut’ : pilihan untuk beragama apa dan pilihan untuk tidak beragama)

Orang yang memiliki 4 kemandirian, juga nggak bisa diperlakukan semena-mena meskipun si pembully memberikan alasan : “Ini kan karena aku cinta padamu.”

Orang yang mandiri akan bisa berpikir : Cinta model apa yang meliputi pemaksaan kehendak, mendikte cita-cita, atau mengancam nyawa karena berbeda keyakinan?

Menurutku sih hidup itu simpel, kok :

  • carilah makanmu sendiri!!!
  • mampukan dirimu berjalan sendiri.

Burung elang itu terbang sendiri juga baik-baik saja kok. Kalau ada bebek mau jalan bergerombolan, ya monggo. Bebek juga baik-baik saja kok hidup bergerombol. Tapi nggak usah lah saling memaksa. Kan bisa, kita hidup dalam berbagai gaya dan cara, meskipun dalam 1 habitat atau lingkungan yang sama.

Baca juga:   5 Tips Bagaimana Cara Merawat Orangtua

Loe agnostik/mualaf/kristen/katolik/buddha/atheis?

Just be a GOOD agnostik/mualaf/kristen/katolik/buddha/atheis.

Loe cinta sama keluarga loe?

Just cinta keluarga loe sambil jadi what ever you are.

Mereka menolak mencintai loe dan mengusir loe karena loe agnostik/mualaf/kristen/katolik/buddha/atheis…atau karena tidak memiliki profesi dan gaya hidup seperti cara mereka?

—- Nah, di sini jadi jelas kan, siapa yang nggak cinta? Mereka kan? Bukan elo.

Orang yang memiliki 4 kemandirian, nggak takut hidup sendiri, ketimbang harus bersama-sama dengan orang yang ‘salah’ dan memperlakukannya secara ‘salah’.

Just be your self

And live happily ever after.

Nana Padmosaputro
Minggu 10 Mei 2020, 22:02
(seperti ditulis di sebuah grup freethinker, ditulis untuk menjawab sebuah postingan satir yang menganjurkan seseorang untuk tiarap dan menjadi seperti apa kata orang lain)
———
Catatan :
—-> ini BUKAN TULISAN SOAL AGAMA….!
Ini tulisan soal ketiadaan kemandirian, yang bisa mempengaruhi SEMUA ASPEK kehidupan kita.
—-> aku merindukan sebuah masa dimana setiap MANUSIA bisa MENJADI DIRINYA SENDIRI, merdeka dari EGO MASYARAKAT.
Mungkin aku harus menunggu sampai jaman cyborg datang. Hidup berdampingan dengan mesin yang egoless dan sotoyless…. sepertinya akan lebih damai dan membahagiakan, ketimbang berdampingan dengan masyarakat yang hobi banget menghakimi dan ngatur-ngatur hidup orang lain.

***

Ikuti Nana Padmo di:
Twitter – @NanaPadmo
Facebook – Nana Padmo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *